Senang berubah sedih berubah kembali menjadi senang. Kenangan menjadi
realita kembali lagi menjadi kenangan. Ada sebuah torehan masa depan kalut pada
masa peralihan; seakan benang pintal yang kusut terus di gulung dalam ketidak
pastian kapan benang ini akan lurus kembali.
Keputusan harus benar-benar di
ambil jika seorang individu ingin di katakan sebagai sosok yang benar-benar
memiliki pendirian dan prinsip. Tapi terkadang kedua hal tersebut melemah
ketika keputusan benar-benar telah di utarakan. Banyak hal yang menjadi
perdebatan dan pertimbangan setelah itu. Sampai saat ini aku mengerti keputusan
untuk meninggalkan adalah keputusan terpahit yang pernah aku utarakan dan I’tiqodkan.
Akhir dari pada keputusan emas
seseorang itu adalah yang terbaik. Yakinilah semua yang kau ambil. Dimulai dari
keputusan akan membawamu ketitik puncak keberhasilan. Mungkin orang beranggapan
keputusanmu salah, mungkin orang beranggapan keputusanmu; keliru, tapi keputusan
adalah keputusan. Semua itu akan terbukti rasio dan realita ke sakralannya
ketika kau mampu mempertahankannya dengan argumentasi yang benar-benar kau
yakini kebenarannya.
Keputusan akhir dari yang kau
ambil adalah segalanya. Jangan relakan segalanya hanya demi nafsu semata.
Jangan pertaruhkan semuanya jika kelak kau yang akan celaka. Usikum waiyya nafsi….
ISID.Gontor.Ponorogo
08 November 2012-11-08
11.46 WIB
0 komentar :
Posting Komentar