Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI DAN GURU

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

GAGASAN KEMAJUAN UMAT

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Saturday, September 26, 2015

Buya Hamka Engkaulah Kakekku.

Menangis hati membaca tulisanmu, bergelora jiwa menikmati setiap kata dari untaian manis kitab-kitabmu, laksana air hujan turun di tengah teriknya siang, lantunan irama tulisanmu menghilangkan dahaga yang mendera.
Rindu rasa hati ingin mengikuti pengajianmu. Ku dengarkan lantunan bait-bait syahdu perkataanmu, ku kumpulkan semua kisah kehidupanmu, sampai kini ku tahu kau adalah adalah insan sholeh yang di turunkan Allah untuk kami yang semoga bisa meniti jejak langkah kakimu.
Pesanmu akan ku jadikan pengobat jiwa kek. Masih ku ingat bait demi bait: "yang diobat ialah yang sakit. Kesehatan jiwa tak ubah dengan kesehatan tubuh kasar jua, diukur panas dan dinginnya. Misalnya, panas manusia yang biasa ialah 36-37, lebih dari itu terlalu panas, dan kurang dari itu terlalu dingin. lebih atau kurang dari 36-37 menunjukkan kesehatan badan telah hilang. Haruslah cukup pada jiwa 1 kesehatan: 
1. Syaja'ah, berani pada kebenaran, takut pada kesalahan.
2. 'Iffah, pandai menjaga kehormatan bathin.
3. Hikmah, tahu rahasia dari engalaman kehidupan.
4. 'Adaalah, adil walaupun kepada diri sendiri"
(4 sifat inilah pusat dari segala budi pekerti dan kemuliaan. dari yang 4 inilah timbul cabang yang lain-lain. Dan itulah  keempat-empatnya yang dinamai keutamaan)"  p. 149
Ingin ku lihat langsung raut wajahmu. Ku baca guratan ketegaran dalam tulisanmu. ku saksiakan sosok karang yang bertahan di tengah tabrakan badai ombak yang terus berganti menghujam, ku ingin belajar dan terus belajar darimu kek. tentang semua bekal kehidupan yang seharusnya aku gunakan untuk menghadapi dunia dengan segala dinakamikanya.
Karyamu indah, jiwamu hidup walaupun kau telah tiada. Itulah kehebatan dan luar biasanya dirimu, engkau adalah suri tauladan yang tak lekang oleh waktu. 
Kek, dari harta peninggalan buku dan tulisanmu aku belajar pemikiran dan pola pikirmu. semoga aku kelak bisa sepertimu dari lahir dan batinku, dari semangat dan juangku, dari ibadah dan ketaatanku, dari lubuk hati terdalam aku ingin bercerita tentangku diatas pangkuanmu kek.
Kek, cucumu boleh bertanya padamu kek? Apakah boleh ku habiskan masa mudaku untuk mengejar semua angan dan impianku kek? Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa menjadi seperti yang aku inginkan. Aku ingin mengejar apa yang aku cita-citakan, aku ingin menjalani hidupku sesuai yang selama ini aku rencanakan. Cucumu merindukan engkau yang luar biasa.


Medan Sunggal, 26 September 20
15
cucu rindu kakek.

Saturday, September 12, 2015

Aku Bukan Penulis Hanya Ingin Bercerita.


Satu yang bisa ku lakukan hanya bercerita. Aku berkisah tentang banyak kejadian, tlah ku alami beribu halang rintang, tidak satupun yang aku tahu maknanya. Sampai ku putuskan untuk mencari makna dari setiap hidup yang telah aku jalani yang kini telah 24 tahun berlalu.

Ku cari-cari apakah kelebihanku, ku cari lagi dimanakah kelebihanku, sampai akhirnya aku menganggap yang ada di dalam diriku semuanya biasa, aku bukanlah siapa-siapa, tidak ada yang bisa dibanggakan dari diriku, tidak mampu memberi apa-apa selain hanya sebuah hal yang biasa.

Lama aku bergelut dengan prasaan yang semraut ini, tapi lambat laun aku sadar dan tahu bahwa apa yang aku kerjakan ini adalah kesalahan besar yang sama sekali tidak boleh aku tumbuh kembangkan.

Ada sebuah istilah yang berucap “Air laut asin sendiri, kalau tidak mengasini sendiri siapa lagi” sebuah hipotesa dari perjalanan hidupku yang baru sesaat, ternyata hidup ini, tidak lebih dari perjuangan yang harus memiliki sikap mental percaya diri yang kuat. 

Orang minder akan melihat orang yang percaya diri itu sombong, tapi orang yang memiliki semangat juang dan jiwa kompetisi akan mengatakan itu adalah sikap modal pertama keberhasilan.

Sampai saat ini aku juga tidak mengetahui apa sebenarnya aku, di manakah letak kelebihanku, yang aku tahu aku hanya suka menulis, suka merangkai puisi, mendokumentasikan sesuatu yang ku anggap unik, mengunjungi pantai, menikmati suasana hening damai, aku suka desain, aku suka menggambar, aku suka gitar, aku suka buku-buku motivasi, aku suka movie survival dan banyak hal yang aku suka, sampai aku sendiri bingung di mana letak kelebihanku sebenarnya.

Sekarang karena aku bukan siapa-siapa, sudihkan pembaca membantu aku untuk menilai dan memberikan aku masukan.

Sebenarnya siapakah aku?

Apakah kelebihanku? 

Dimanakah bidang yang bila ku kembangkan akan membahagiakan orang di sekelilingku? 

Apakah yang harus aku lakukan agar setiap yang mengingat namaku selalu bangga pernah mengenal diriku?


Banyak hal yang aku dapatkan di atas perahu yang telah berlayar 24 tahun ini. Satu diantaranya pelajaran yang sangat berarti bagiku. 

"Bahwa sehebat apapun kita, sekaya apapun orang tua kita, seluas apapun ilmu yang kita punya, tetap selama label manusia masih tertempel di kening kita, seyogyanya tidak boleh berhenti belajar dan tidak henti-henti untuk mencari jati diri. Sebab jati diri itu bukan harga mati yang harus dijunjung tinggi, melainkan proses dari sikap mental yang harus dimuhasabahi, karena boleh jadi selama ini kita salah menempatkan diri, sehingga menghasilkan out put yang juga masih ambigu."

Menurutku jati diri harus terus di upgrade setiap hari. ialah kelak yang akan menentukan bagaimana nilai diri ini, pada akhirnya nilai diri tersebutlah yang harus di pertahankan sampai mati. Biasa di sebut orang-orang “Harga Diri”

Sebagian ada yang berteriak, aku telah menemukan jati diriku, inilah aku dengan segenap kekurangan dan kelebihanku. Kalau itu memang benar adanya, syukur alhamdulillah selalu kita senandungkan. Namun jika tidak, segeralah sadar, perjalan hidup masih panjang; belum terlambat jika ingin memutar arah sambil terus berdo’a semoga ajal tidak segera menjemput nyawa.

Faktanya banyak dari kita masih berkutat dalam identitas bukan jati diri. 

Bukankah identitas kita selalu berubah seiring bertambahnya usia? 

Sejak awal lahir berstatus bayi; memiliki keahlian tangis yang membuat orang-orang sekeliling perhatian, berubah ke identitas anak-anak, remaja, berkeluarga; mulai memiliki identitas baru. Suami/istri, punya anak mulai menyandang kata-kata ayah/ibu, sampai memiliki cucu, menjadi kakek dan nenek, dan kelak ketika menerima jemputan malaikat Izrail menjadi sebutan almarhum/almarhumah. Ketika itu identitas kita berhenti sebagai makhluk yang telah menyelesaikan misi hidupnya sebagai identitas yang selalu berubah di bumi ini.

Jika aku katakan aku bukan penulis.
Aku hanya ingin bercerita.
Apakah aku boleh bercerita untuk kisahku yang berbeda?



Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi