Iklan Multipleks Baru

Saturday, July 16, 2022

Mengenang Wafatnya Ust. H. Mukhlis Mubarrak Dalimunthe, Lc., M.S.I



Mengenang Wafatnya

Ust. H. Mukhlis Mubarrak Dalimunthe, Lc., M.S.I 
(Husnul Khotimah Aamiin.)

 

Medan, Jum’at, 15 Juli 2022/15 Dzul Hijjah 1443 H

 

___  


Assalamu’alaikum wr wb.

 

Pagi ini aku terkejut mendengar kabar duka atas meninggalnya sosok ustadz yang mulai ku kenal dekat, sejak setahun belakangan ini, ialah  Ust. H. Mukhlis Mubarrok Dalimunthe, Lc., M.Si.,

 

Ntah bagaimana ku gambarkan hati ini, tapi rasanya sesak, sedih, mengganggap ini tidak mungkin terjadi, dan bahkan masih belum yakin hal ini benar-benar terjadi.

 

Masih lekat terbayang beberapa kali moment kebersamaan bersama beliau, saat duduk bareng di kantor, makan barang di dapur, bahkan saat santai menunggu rapat guru di aula pertemuan, tidak jarang kami membuka bicara dengan pembicaraan ringan mengasyikkan, sesekali ada guyonan membuat ceritanya berirama dan berasa.

 

Agar lapang hatiku, agar hilang sesak di dada ini, izinkan aku menuliskan dan menceritakan beberapa hal yang aku alami selama mengenal beliau. 

 

**

Cerita pertama, teringat satu kali aku pernah duduk bareng, bercerita santai dengan beliau, ngalor-ngidup pembahasan hingga akhirnya, sampailah pembicaraan pada topik “bersyukur”.

 

Masih ku ingat kata-kata beliau: 

“Menurutku wan, hidup seperti kita inilah hidup yang sangat menyenangkan, kita masih merasakan hidup dengan segala rasa yang sempurna; capek mengajar pulang ke rumah kita istirahat, rasa capeknya terasa, rasa pulih setelah istirahat juga terasa. Punya uang di akhir bulan, meskipun tidak banyak, tapi bisa untuk keluarga bahkan cukup juga untuk keliling tamasya bersama keluarga, momentnya dapat, rasa puas berlibur juga dapat. Inilah sebaik-baik hidup menurutku.”

 

“Di luar sana banyak orang yang berlimpah uangnya, bergelimang hartanya, tapi  ada satu nikmat yang dicabut oleh Allah dari mereka, yaitu nikmat merasa. Dengan ada uang, mereka bisa ke mana aja kapan suka; dengan harta yang tak habis, mereka bisa membeli apa saja yang mereka inginkan seketika itu juga. Lantas apa yang dinikmati kalau hidup semuanya serba ada? Silahkan tanyakan ke mereka, yakinku mereka mulai tidak dapat merasakan nikmatnya menunggu, lupa bagaimana nikmatnya mengumpulkan uang hingga terkumpul, bahkan tidak ingat nikmatnya menjalani hari-hari seperti penuh keluh kesah namun berakhir dengan sebuah kebahagiaan. 

 

Maka untuk hidup yang seperti ini, dengan dinamika harian seperti ini, benar-benar aku nikmati, banyak hal yang perlu disyukuri dari setiap apa yang telah Allah beri.”

 

**

Cerita kedua, di waktu istirahat pertama usai mengajar 3 les, begitu sampai di kantor, beliau membuka bicara: 

 

“Tadi malam Aku merasa terhenyuk, sampai meneteskan air mata ana wan,” “ah antum, macem betul aja,”balasku sambil meragukan ucapannya. Iya benaran, balasnya meyakinkanku. waktu membaca postingan di WA grub asatidzah, ketika Ust. Dr. H. Rasyidin Bina, MA, mengatakan melihat ada pesawat terbang lewat malam ini tepat melintasi langit pesantren, kemungkinan ini adalah pesawat yang dinaiki anaknya, yang di waktu bersamaan sedang berangkat ke Negeri pyramid Mesir, untuk melanjutkan studinya. Tidak lah mungkin ini pesawatnya, aku tahu itu, tapi yang aku tangkap, begitulah rasanya orang tua yang benar-benar rindu pada anaknya, ana ketika membaca itu, seakan berada di posisi beliau, merasakan sedihnya tidak bisa melepas keberangkatan anaknya, ungkapan rindu harunya di grub itu, benar-benar membuat ana terharu membacanya. Menangis ana.

 

**



 

Cerita ketiga, adalah kejadian yang aku alami 5 hari yang lalu, tepat hari senin, 11 Juli 2022, bertepatan 11 Dzul Hijjah 1443 H, mendengar kabar Ust. Mukhlis Mubarrak sudah kembali ke rumah, Senin usai maghrib Aku diajak Ust. Radinal dan ditemani Ust Yusuf Habibie, berencana mengunjungi beliau. Berhubung tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari pesantren, kurang dari 15 menit kami sudah tiba di depan rumahnya.

Dengan sopan Ust. Radinal mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum” yang keluar dari rumah ada dua orang ibu, yang satu terlihat sedikit lebih tua dari yang satunya lagi, kami sampaikan, bahwa kami dari teman mengajarnya di pesantren ingin menjenguk beliau, jawaban si Ibu: “Iya kemarin memang sudah pulang ke rumah, bahkan kemarin, Ahad, sempatpun mengisi menjadi khotib Khutbah Idul Adha, tapi tadi pagi sekitar jam 06. 00 wib, dibawa lagi ke rumah sakit, karena tidak tahan lagi rasa dia” 

 

Beliau menjadi khotib di Idul Adha kemarin buk? Bukannya baru aja selesai operasi? Tanya kami keheranan.

 

“Iya, kemarin ditemani dengan temannya bapak-bapak di perumahan ini juga, udah dicari pengganti tapi tidak dapat juga, karena udah merasa agak baikan dan lagi takut jama’ah kecewa, diisilah sama beliau, sempat menggigil juga katanya sambil berkhutbah kemarin.”

 

“Ooh Kalau begitu, kami izin pamit pulang ibu, Assalamu’alaikum.”

 

Sepanjang jalan pulang dari rumah beliau, kami terdiam sejenak tidak ada bercerita, tertegun, kagum, sekaligus tidak habis pikir, sebegitunya beliau memaksakan dirinya menjaga agar jama’ahnya tidak kecewa, dalam hati Aku kagum dan salut melihat beliau, semoga Allah segera menyembuhkan antum ust, banyak jama’ah yang merindukan antum. Do’aku dalam hati.

 

**

 

Dari waktu ke waktu, perihal Kesehatan beliau terus diberitakan di grub para guru, hingga sampailah kabar serius dikabarkan bahwa beliau dalam kondisi kritis, kusaksikan betapa banyaknya teman-teman guru yang benar-benar besar inisiatifnya dalam usaha mendo’akan kesembuhan beliau, kami berdo’a bersama saat rapat kamisan guru-guru, disebarkan link zoom untuk do’a kesembuhan sampai dibuatlah list untuk menghatamkan qur’an sebagai do’a untuk kesembuhan beliau. Kamis malam Jum’at List dibuat, dan Jum’at pagi juz 30 lengkap diisi oleh para pembaca. Namun sekitar pukul 09.00 (pagi) lebih kurang, semua kami sontak terkejut, mendengar kabar duka, atas meninggalnya beliau, tidak percaya, sedih, tak tahu harus berkata apa.

.

.

 

Dari perjalanan wafatnya beliau hari ini, banyak ilmu yang aku dapatkan. Bahwa orang baik sampai kapanpun akan tetap baik. Orang baik, tanpa meminta pengakuan akan tetap diakui dia baik. Orang baik tanpa meminta bantuan, orang suka rela membantunya. Orang baik dipertemukan dengan orang baik pula. Orang baik dijemput Allah dengan cara yang baik pula, dan dengan kesan yang baik dan di hari yang terbaik pula.

 

Banyak lingkaran pertemanan, lingkaran dakwah, lingkaran jama’ah yang seluruhnya mendo’akannya, dengan sangat tulus dan ikhlas, tidak terbayang berapa ribu jama’ah yang telah menshalatkan ghoib di hari Jum’at ini. Di hari yang mulia ini, semoga ini menjadi tanda bahwasannya beliau meninggal Husnul Khotimah ya Allah. Aamiin.

 

Ust. Mukhlis, ana hanyalah orang biasa, jauh diri di bawah Antum dari segala sisi. Dari sisi ilmu pengetahuan, kiprah di masyarakat, serta kebaikan hati dan niat. Masih sagat perlu belajar banyak dari antum, namun jika ana dimintai kesaksian oleh malaikat-malaikat Allah swt, bahkan jika Allah sekalipun menanyakan kesaksianku, maka dengan tanpa ragu, ana jawab, selama Ana mengenal beliau, yang ana kenal beliau adalah orang baik, taat, lebih suka menginstrospeksi diri dari pada menyalahkan orang lain. Ana bersaksi bahwa beliau adalah orang baik ya Allah. Maka tempatkan beliau di sebaik-baik tempat di sisi Engkau ya Rab.

 

اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارًاخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

 

Aku bersaksi ya Allah bahwa beliau adalah orang baik.

*) Catatan Pribadi Irwan Haryono Sirait

 

Wassalamu’alaikum wr wb.

10 comments :

  1. Innailaihi wa innailaihi roji'un banyak cerita yang juga ana rasakan jika duduk bersama beliaa, Semoga kini beliau dalam naungan Allah swt bersama barisan Baginda Rasulullah Muhammad Saw di ditempatkan dalam surga Nya Aamiin 🙏

    ReplyDelete
  2. Amiin y Robb..
    Allahu yarhamhu waja'ala al-jannah matswah

    ReplyDelete
  3. Ya Rabb

    إنا لله و إنا إليه راجعون
    اللهم اغفر له وارحمه وعَافه واعف عنه وأكرم نزله ووسع مدخله واجعل الجنة مثواه اللهم لاتحرمنا اجره ولا تفتنا بعده واغفر لنا وله ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا انك انت الرؤوف الرحيم 🤲🏻🤲🏻🤲🏻

    ReplyDelete
  4. إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

    اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارًاخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

    ReplyDelete
  5. Rahimahullahu rahmatan wasiatkan wa askanahu fasiihu jannaaatihi

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.

Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi