Iklan Multipleks Baru

Monday, August 7, 2023

Pengalaman Nyantri Unik: Aku Santri Yang Awalnya Terpaksa Tapi Akhirnya Betah.

Aku Santri Yang Awalnya Terpaksa Tapi Akhirnya Aku Betah.

Namaku marvin, aku anak kampung ini asli, masuk ke pesantren ini karena mamakku memaksa, kalau aku tak masuk pesantren ini, sama saja, mau pulang ke mana aku, pulang ke rumah juga nggak diterima. 

 

Kata mamak, kalau tidak masuk ke pesantren ini, mamak nggak jamin pergaulanku dengan teman-temanku, yang rokoknyalah, yang kereta-keretaannyalah, dan banyak alasan lain yang dikhawatirkan mamakku, karena itu aku terpaksa masuk pesantren.

 

Tapi sampai sejauh ini aku masih betah, semuanya masih terasa enak. Semua masih terasa nyaman begitu, tidak ada alasan membuatku tidak betah di pesantren ini.

 

Bercerita sejenak tentang pesantrenku ya, nama pesantrenku: Pondok Pesantren Darul Khoir, beralamatkan: Huta I Bandar Malela Kec. Gunung Maligas, Kab. Simalungun. Pesantren ini sangat dekat dengan rumah, jalan kaki juga sampai, tapi seperti yang kuceritakan di awal tadi, aku tak berani pulang ke rumah, karena mamak melarang. Sampai kapan aku di sini? Semuanya terserah mamak, sampai kapan mamak maunya, aku ikhlas ngikuti keinginan mamak.

 

Di pesantren ini, aku adalah santri perdananya, awalnya kami berjumlah 9 orang, 5 orang putri dan 4 orang putra, tapi karena ada seorang tidak betah jadi berkurang satu, jadi santri yang putra tinggal 3 orang.

 

Aktivitas kami di sini belajar, dari makan pagi seperti biasa sebelum jam setengah 8, setelah itu masuk kelas hingga pukul 10.00 wib, lalu kami istirahat sejenak, dengan shalat dhuha dan persiapan untuk makan siang sebelum shalat dhuhur sekitar 12.00 wib, memasuki waktu dhuhur kami shalat lalu lanjut lagi belajar hingga pukul 16.00 wib, dilanjutkan shalat ashar. Setelah shalat ashar kami istirahat dan berkegiatan bebas, mulai masuk lagi pukul 18.00 sampai isya’ setelah itu makan, dan lalu belajar ceramah hingga pukul 22.00, ini adalah agenda terakhir, setelah itu kamipun istirahat malam.

Itu kegiatan harian kami selain hari jum’at, sebab hari Jum’at adalah hari libur, maka kami belajar hanya di pagi hari dari jam setengah 8 hingga jam sepuluh pagi, Selanjutnya istirahat, dan masuk untuk belajar lagi sore menjelang magrib pukul 18.00 wib sampai selesai.

 

Itu sekilas tentang kegiatanku bersama dengan teman-temanku, banyak hal yang kami pelajari, berhubung jumlah kami sedikit, jadi sangat bisa intensif kami belajarnya, maka setelah belajar pagi bersama abi (sebutan untuk ustadz pimpinan pondok), kami ada sistem les lagi ke kakak senior, melancarkan pelajaran sebelumnya, agar bisa diajari olehnya, sehingga jika telah paham dan mampu menghafalnya, kami akan setorkan hafalan kami kepada abi, baru kemudian belajar lagi dengan abi salam (pimpinan pondok.) untuk pelajaran yang baru lagi.

 

Pesantren kami ini, selain bersistemkan pesantren yang 24 jam, setiap sore juga membuka kelas untuk anak-anak kampung ini sekolah ngaji, belajar mengaji iqro’ dan al-qur’an, dan apa muatan pelajaran agama lainnya, dan alhamdulillah respon warga sekitar kampung ini sangat positif, buktinya anak MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)nya sangat banyak.

 

Oh iya hampir lupa, pesantren kami ini juga membina anak-anak sekitar kampung ini, untuk sekolah sore, biasa diistilahkan sekolah ngaji, atau ada juga bilang anak MDA (Madarasah Diniyah Awaliyah), di sini mereka belajar dengan guru yang memang piawai mengajarkan ngaji iqro’ dan al-Qur’an. 

 

Mereka memiliki guru ngaji khusus, jadi pada saat mereka mengaji kami yang di pesantren juga belajar dengan ust. Salam. 

 

Sebelum terakhir, aku ingin menginformasikan juga untuk buku-buku pelajaran yang kami gunakan. Uniknya buku kami penjelasannya masih memakai ejaan arab melayu, terdiri dari buku-buku yang sangat menarik: Ada buku shorof, buku bahasa arab, akidah akhlak, sejarah nabi, nahwu, ibadah, bintang lima, buku kultum. 

 

Beberapa buku, ada yang membutuhkan pemahaman dan pelaksanaan, dan lainnya membutuhkan keistiqomahan untuk menghafalkannya. Seperti buku bahasa arab, jika telah distorkan hafalan ‘mufrodat’nya hingga habis satu buku, maka bisa lah berganti dengan buku yang baru. 

 

Pada intinya saya sebagai santri perdana yang saat ini sedang mondok dengan rasa suka cita, memohon kepada para pembaca untuk bisa mendo’akan saya, dan juga teman-teman, serta pondok dan seluruh guru-guru kami, semoga kami semua dalam keadaan sehat, dan istiqomah untuk menjaga niat agar bisa belajar di pondok ini hingga dinyatakan lulus oleh pimpinan pondok.



Oh ya Mohon do'anya juga bapak/ibu untuk pembangunan ruangan baru di pondok kami juga, sebagai sarana yang menunjang pendidikan kami kedepannya.

 

 

*Disarikan dari kisah perjalanan seorang marvin, santri pondok pesantren tersebut.


 

 

 

0 comments :

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.

Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi