Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI DAN GURU

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

GAGASAN KEMAJUAN UMAT

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Tuesday, December 6, 2022

Tujuan Adanya Etiket Sebelum Perpulang Santri



 

Menurut pesantren, liburan adalah bagian dari kegiatan santri dan santriwati pesantren, maka dari itu sebelum kegiatan eksternal ini digelar yang langsung dipantau oleh orang tuanya di rumah; perlu kiranya 'dipeketi' (diberi bekal) bagaimana santri mesti bertingkah pola, bagaimana tatakrama berbicara, unggah-ungguh di depan yang lebih tua, cara berpakaian ketika di rumah dan di luar rumah, sopan santun dalam bertamu, sampai kepada menjaga keistiqomahan dalam beribadah terutama shalat 5 waktu adalah hal prioritas yang harus tetap dilaksanakan, dengan banyak pertimbangan tersebutlah maka etiket ini diadakan. Dan oleh karena itu juga tulisan esensi dari etiket sebelum perpulangan santri ini dibuat, agar santri tidak salah paham, akan maksud dan tujuan diadakannya etiket sebelum perpulangan ini bagi mereka.

 

Melihat dari istilahnya, kiranya istilah etiket perlu didudukkan kembali agar benar-benar se-visi dan se-arti dalam memahami maksuda dan tujuan dari kata tersebut. 

 

Pertama, Apa sebenarnya etiket itu?

Ketika kami berselancar di dunia maya, jika yang dicari adalah etiket, maka KBBI Online memiliki 2 (dua) arti, untuk arti pertama etiket adalah /eti·ket/ /étikét/ n carik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang (dagangan) yang memuat keterangan (misalnya nama, sifat, isi, asal) mengenai barang tersebut. (Klik di sini)

 

Sedangkan etiket diartikan KBBI online dalam arti kedua adalah /eti·ket/ /étikét/ n tata cara (adat sopan santun, dan sebagainya) dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusianya. (Klik di sini)

 

Dari kedua arti di atas, maka arti yang lebih mendekati dari penjelasan artikel ini adalah pada arti etiket yang kedua. Etiket yang dimaksudkan ialah makna lebih mendalam dari etika. 

 

Dalam kamus filsafat, kata etiket tidak ditemukan secara leterlek (Belanda: ‘Letterlijk’) (Baca: secara harfiah), namun esensinya ada, yaitu etika. Maka lebih dalam dalam lagi mengenai etika, menurut Lorens Bagus dalam kamusnya bahwa etika jika dirujuk dalam arti Yunani ‘ethikos’, ‘ethos’ (adat, kebiasaan, praktek). Arti ini kemudian digunakan Aristoteles mencakup ide “karakter” dan “disposisi” (kecondongan). 

 

Dari beberapa arti yang dimaksudkan di atas, maka yang penulis ingin sampaikan bahwa: Etiket di sini adalah maklumat, nasehat, imbauan, arahan, dan pengingat bagi seluruh santri dan santriwati tentang karakter yang harus mereka tunjukkan di masyarakatnya ketika liburan, apa saja kegiatan yang harus tetap dijaga selama berlibur dari pesantren, sampai bagaimana orang-orang akan menganggapnya.


Untuk ini, ada artikel penulis yang bisa dibaca pada link berikut: Liburan Telah Tiba Hati-Hati di Jalan Ya Nak; Sampaikan Salam Kami Kepada Orang Tuamu.

 

Perihal ahwal sudah 'diwanti-wanti' oleh guru kepada mereka, dengan harapan anak didiknya siap untuk menjadi generasi yang siap menjalani hari-harinya tetap dalam kawasan pemahaman bahwa apa yang dilihat, didengar dan dirasakan dan dilaksanakan adalah pendidikan.

 

 


Kedua, Siapa yang ingin dibentuk karakternya?

 

Dalam hal ini santri dan santriwati adalah objek terpenting dalam penanaman etika tersebut. Ada banyak hal yang perlu diingatkan untuk mereka. Hal ini yang mendasari mengapa selalu dijaga kualitas karakternya, harapannya merekalah yang dikader untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan, maka pesantren memandang bahwa mempersiapkan bibit unggul tidak bisa ringkas, semua dilewati dengan proses panjang, untuk itu semoga usaha membentuk karakter selama liburan ini berhasil. Dengan tetap harus dievaluasi sepulangnya mereka ke pondok pesantren usai dari liburan sekejap mata.

 

Ketiga, Bagaimana Etiket ini berjalan?

Etiket berjalan dengan adanya pembicara, materi yang ingin disampaikan dan santri dan santriwati yang mendengarkan. Secara singkat dan ringkas 3 (tiga) komponen ini yang dibutuhkan untuk berjalannya sebuah etiket. 

 

Namun lebih dalam lagi, etiket itu bukan bagaimana prosesi pemberian nasehat dan wejangan liburan itu dilaksanakan, tapi tentang bagaimana penanaman nilai itu tetap terjaga caranya dan terjaga nilai materi yang disampaikan. Maka dari itu nilai yang disampaikan bukan nilai biasa, pesan yang disampaikan bukan pesan receh, tapi pesan dari hati yang harapannya dapat merasuk ke dalam nurani. Bukankah segala sesuatu yang memakai ‘ruh muaddib’ tidak ada yang tercerna selain adab dan akhlak? Wallahua'alam.

 

Besar harapan sebelum perpulangan itu dirasakan santri dan santriwati, nilai-nilai pondok sudah terlebih dahulu ter-install di alam bawah sadar pikiran mereka, sehingga liburan mereka juga terjaga. Wallahua’alam.

 

Pada akhirnya, tujuan adanya etiket perpulang santri dan santriwati adalah untuk mengingatkan kepada mereka, bahwa liburan ini bagian dari pendidikan pondok, tidak lepas dari nilai-nilai adab di dalamnya, tulisan “Pesantren” ada di jidat mereka (dahi). Untuk itu semoga santri tetap istiqomah menjalankan ibadah dan menjaga kebaikan akhlaknya. Aamiin, Allahumma Aamiin. 

 


Sunday, December 4, 2022

Liburan Telah Tiba Hati-Hati di Jalan Ya Nak; Sampaikan Salam Kami Kepada Orang Tuamu.

Melepaskanmu berlibur bukanlah satu hal yang gampang. Ini adalah prihal sulit yang sungguh sangat rumit sebenarnya nak. Ada ketakutan dalam hati, sepulangnya ke rumah ada perilakumu yang tidak berkenan di hati orang tuamu. Ada karakter burukmu yang kamu bawa, sehingga membuat ibu dan ayahmu tidak berkenan atas karakter itu. Ada juga keragu-raguan atas keistiqomahan hatimu untuk menuntaskan pendidikanmu di sini; khawatir sepekan lebih kamu di rumah dapat menghilangkan rasa keteguhan dan kekokohanmu selama berjuang, belajar dalam satu semester  yang telah lalu. Sebenarnya melepaskanmu liburan adalah simalakama, tapi begitupun kami harus tetap mendo’akanmu dalam setiap perjalananmu, hati-hati di jalan ya nak, sampaikan salam kami ke orang tuamu.

 

Membersamai liburanmu kali ini, ada beberapa pesan kami yang mesti kamu ingat anak-anakku:

 

Pertama: Sesampainya ke rumah, ambil tangan kanan kedua orangtuamu, cium tangannya, cium pipinya, peluk mereka, ucapkan “beribu terima kasih” kepada mereka karena kamu telah dimasukkan ke dalam lembaga pendidikan Islam bernama pesantren ini. Ucapkan itu berulang kali dengan penuh rasa kesyukuran dan kebanggaanmu, dan selanjutnya sampaikan juga salam kami kepada orang tuamu dengan ucapan “Assalamu’alaikum wr wb”.

 

Kedua: Sebagaimana pendidikan shalat diajarkan di pesantren, sehingga kamu tidak pernah meninggalkan shalatmu, bahkan nyaris selalu berjama’ah. Hal itu jugalah yang harus kamu tegakkan semasa liburanmu! Tidak akan ada kami di sana, tidak akan ada ‘mudabbir/mudabbiroh’ (Pengurus rayon), ‘Qismul Amni’ (Bagian Kemanaan), atau ‘Aqsamul Munazzomah’ (bagian-bagian organisasi) yang akan mengingatkanmu, maka sewaktu itu, ‘muroqobah’mu pada ibadahmu, itulah yang kami harapkan. Di liburan inilah ujian dari aplikasi ‘ibadah qouliyah, dan ‘ibadah fi’liyyahmu sedang diuji, dan kamu harus benar-benar lulus, pada ujian liburan kali ini. Tegakkan shalat meskipun kamu sedang safar, karena kamu telah belajar shalat jama’ dan qoshor, pada intinya kami percaya denganmu nak, maka jagalah amanah dan kepercayaan kami ini, ingat ibadahmu adalah pertanggungjawabanmu dengan 'Rab'mu!


Baca juga tentang manfaat keistiqomahan ibadah: Perbaikilah Ibadah Maka Jalan Kehidupan Akan Membaik.

 

Ketiga: Jaga sikap, karakter, adab dan akhlakmu selama liburan. Tidak hanya dari berpakaian yang harus kamu jaga, tapi juga cara berbicara, bahasa dalam pergaulan, cara bercerita, intonasi tertawa bahagia, cara bertingkah laku, cara berpola di masyarakat, semuanya tunjukkan bahwa kamu santri dan santriwati, tunjukkan bahwa kamu berbeda, tunjukkan bahwa kamu orang terdidik bukan sekedar terlatih. Karena banyak yang berpendidikan belum tentu terdidik, justru yang tidak berpendidikan malah lebih terdidik dan terlatih. Maka berhati-hatilah dalam bersikap dan bertingkah laku. Adab dan akhlakmu menjadi sorotan masyarakatmu, sebab kamu adalah santri dan santriwati, bijak-bijaklah menjaga itu. 


Baca juga tentang akhlak: Jika Melihatmu Rasul Pasti Mencintaimu

 

Keempat: Liburan adalah media pembelajaran untukmu. Maka belajarlah memahami sekelilingmu, sosial, budaya, dan adat kebiasaan lingkunganmu. Di sana akan kamu dapatkan banyak kekurangan dan kelebihan dari daerah yang kamu kunjungi, dengan adanya dirimu di sana, semoga kekurangan mereka bisa kamu lengkapi dengan skill dan kemampuanmu, namun sebaliknya jika ada kelebihan, bisa kamu bawa ke pesantren untuk didiskusikan dengan teman-temanmu, semoga bisa kamu kembangkan dalam kehidupanmu. 

 

Dan kelima: Ketika usai liburan, maka tinggalkan kenanganmu nanti di rumah, persiapkanlah dirimu untuk menimba ilmu kembali, dan bersiaplah untuk kembali merasakan ‘vibe’ belajar santri, agar tidak pecah fokusmu seusai liburan, maka isilah liburanmu dengan hal positif, bukan dengan hal negative lagi tidak bermanfaat.

 

Pada akhirnya, hati-hati di jalan ya nak, sampaikan salam kami kepada orangmu. Liburanmu telah tiba. Ingat liburanmu adalah tentang kamu sebagai santri dan santriwati dengan versi diberi kebebasan sediri untuk mengatur aktivitasmu, maka perjuangkanlah yang terbaik semampu dan semaksimal yang kamu bisa. Kami percaya kepadamu, jaga kepercayaan ini ya nak. 

 


Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi