Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI DAN GURU

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

GAGASAN KEMAJUAN UMAT

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Monday, May 15, 2023

Pintar-Pintarlah Memahami Kondisi dan Posisi

Tiga buah petikan mutiara kata, menyelami pesan KH. Hasan Abdullah Sahal yang mengajari diri ini tentang arti kehidupan, dan kemudian hadir sebagai ide, kutipan insipiratif, bagi kita sebagai pembaca, Insya Allah… Aamiin.

............................................................................

 ............................................................................

............................................................................


“Aku hanyalah…,”

 itulah ungkapan para Nabi dan Rasul Allah.

 

“Aku adalah…,”

itulah ungkapan Fir’aun dsb, musuh para Nabi dan Rasul Allah.

 

[KH. Hasan Abdullah Sahal, “Kehidupan Mengajariku Jilid II” hal. 19]

 

 

Betapa indah ajaran Islam yang mengajari umatnya untuk paham akan kondisi dan posisi. Selayaknya manusia biasa, hanyalah hamba. Manusia adalah pelaksana yang diberi maziyah akal dan hati oleh Allah. Manusia adalah sosok yang pada dasarnya lemah, selalu membutuhkan sesama, namun memiliki Tuhan yang maha kuasa. Sehingga bentuk lemahnya tertutupi dengan kekuasaan dan kehendak Allah azza wajalla.

Maka dari itu, manusia seyogyanya berhati-hati, ketika secara ‘de facto’ terpilih menjadi pemimpin di dunia yang fana.  Maka tak boleh ragu baginya untuk terus berdo’a dalam setiap usahanya, sebab begitulah kondisi dan posisi yang seharusnya. Jika kemarin lupa, maka sekarang mulailah mawas diri, ketika menerangkan siapa Anda, sebab jika salah-salah kata, bisa terpeleset menjadi pengikut Fir’aun dan seterusnya. Na’uzubillah.

 

............................................................................

............................................................................

............................................................................

 

“Pembekalan siswa dan mahasiswa, sampai dengan pengirimannya ke luar negeri, diadakan untuk menyempurnakan persyaratan sebagai mundzirul qaum

 

[KH. Hasan Abdullah Sahal, “Kehidupan Mengajariku Jilid II” hal. 20]

 

Sebagai lembaga wakaf, pesantren kudu harus siap menegakkan falsafah “Patah tumbuh hilang berganti, belum patah sudah tumbuh, belum hilang sudah berganti”. Menunjukkan kesiapan yang sangat matang dalam mengemban amanah mengurusi lembaga wakaf, sebab pertanggungjawabannya tidak pada perseorangan, tapi pada jama’ah, tidak kepada pemimpin dunia tapi kepada Allah swt. Maka berhati-hatinya tidak dua kali lipat, tapi beribu-ribu kali lipat, semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.

 

Terhadap setiap pergerakan pengurusnya harus berbarengan dengan tulus dan ikhlas. Langkah demi langkah penuh pertimbangan; hari ke hari mesti dipikirkan matang; minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun, sampai puluhan tahun ke depan, bahkan untuk sebuah keabadian, pondok harus tetap hidup. Walau pengurus berganti, pondok harus tetap jaya berdiri. Walau masa semakin tahun mengalami perubahan dan pergeseran namun pondok harus tetap tegak, istiqomah hingga akhir masa Allah menghendaki. Maka dari itu, demi persiapan keseimbangan ini lah, kader diutus sebagai persiapan mundzirul qaum. Wallahu musta’aan. Aamiin.


............................................................................

............................................................................

............................................................................

 

“Pandai-pandailah menyikapi perbedaan. Bijaksanalah menyikapi ketidaksamaan, ketidakberhasilan, dan kegagalan.”

 

[KH. Hasan Abdullah Sahal, “Kehidupan Mengajariku Jilid II” hal. 21]

 

Saat ini banyak kesalah pahaman yang mengundang huru-hara berkepanjangan, mungkin saja masalahnya ada, namun penyelesaiannya yang tidak ada. Bisa jadi dapat diselesaikan dengan segera, namun terlalu lamban menindaklanjuti permasalahan, sehingga sempat berdiam lama menoreh luka. Agaknya jika ego mulai diturunkan, masing-masing tahu akan posisi, tahu akan hak dan kewajiban, tahu akan hakikat dari amanah yang diberikan, mungkin saja semua ketidaksamaan, ketidakberhasilan dan kegagalan dapat dihadapi dengan pikiran terbuka, lapang dada lagi bijaksana.

Begitu juga sebaliknya, akan tetap bersarang, dan menjadi luka serius, ketika ego menempati posisi yang tak seharusnya. Maka bijak-bijaklah menata hati, pintar-pintarlah menghadapi perselisihan, sebab adanya perbedaan untuk membuat pelengkap dalam keseimbangan dunia. Usikum wa iyya ya nafsi bi taqwa allah. 

 

Pada akhirnya, hikmah adalah barang temuan muslim yang tercecer di setiap tempat, diberbagai kondisi. Jika bertemu dengannya ambillah, sebab sejatinya itu harta karun umat Islam sedunia. Wallahu a’alam.

Sunday, May 14, 2023

Niat Baik Jangan Ditunda



Niat adalah awal yang meluruskan seseorang pada tujuannya. Merupakan bagian dari awal kehidupan, awal pergerakan, awal dari penghujung akhir sebuah kehidupan. Sebelum memulai apapun maka niat selalu ditanyakan sedari awal. Apa niat Anda sekolah di pesantren ini? Mengapa Anda memilih pesantren ini? Mengapa Anda memilih pesantren dari pada sekolah yang lainnya yang ada di luar sana? Tidak hanya cukup di sana, namun juga pertanyaan bertambah, seiring berjalannya pendidikan,  tamat dari pesantren ini ke perguruan tinggi mana kelak akan Anda tuju? Bidang apa yang ingin Anda pelajari lebih mendalam? Mengapa Anda pilih perguruan tinggi tersebut? Begitulah pertanyaan itu berputar, sebagai contoh kecil bahwa niat harus terus diyakinkan lewat musyawarah diri pada pikiran dan hati, semoga terjawab dengan ketulusan dan keikhlasan mendalam dari dasar nurani.

 

Niat baik adalah awal yang bisa saja perwajahan dari sebuah intuisi. Jika intuisi ini didapatkan, maka tidak akan gelap hidup ini, akan merasa pertolongan Allah itu selalu dekat. Ada permisalan menarik yang dapat kami berikan analoginya. Intuisi itu ibaratkan obor yang hidup di saat terjebak di dalam gua gelap; ibaratkan senter yang dihidupkan di saat perjalanan memasuki hutan di malam hari; atau seperti lilin yang dihidupkan ketika lampu padam. Begitu indahnya intuisi memainkan peran, datang dengan lembut memberikan cahaya penerang untuk memutuskan arah benar dari sebuah perjalanan. Jika tidak disambut, diapun akan pergi begitu saja. Ibarat kesempatan yang hanya datang sekali waktu, ada kemungkinan tidak muncul lagi, ada juga kemungkinan muncul tapi tidak tahu kapan akan terulang lagi.

 

Niat baik Jangan ditunda, ini nasehat sekaligus pengingat bagi pembaca terlebih lagi bagi penulis khususnya, penundaan yang terjadi sekali akan menimbulkan banyak efek bias dari kedewasaan; efek lumer pada semangat, efek melempem bagi perjuangan, bahkan na’uzubillah memberikan efek malas dalam aktivitas kehidupan. Maka jika selalu bertanya apa motivasi terbaik dalam hidup. Maka maknailah hidup sebagaimana kamu ingin dimaknai dalam kehidupan itu sendiri. 

Pada akhirnya jika penyesalan adalah bentuk tamu yang hadir di awal waktu, mungkin tidak akan begini menyambutnya, namun karena penyesalan ada selalu di akhir. Maka pikirkanlah terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan, niat baikmu adalah intuisimu untuk kehidupan yang lebih terang dan tenang. Sedangkan meninggalkannya perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak menyesal di sepanjang perjalanan pulang.

Waallahua'alam.

Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi