Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI DAN GURU

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

GAGASAN KEMAJUAN UMAT

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Wednesday, October 23, 2019

Tidak Ada Kata Tua Dalam Diskusi Ilmu Pengetahuan

Dalam belajar Aku suka ungkapan “Tidak ada kata tua dalam diskusi ilmu pengetahuan”, sebuah bius semangat yang selalu dapat menyuntik semangat untuk terus bangkit, maju dan berkembang. Merupakan solusi bagi diri yang cinta akan karya tanpa memandang usia, cinta akan ilmu dan hal baru tanpa ingat akan Batasan waktu semata, disaat kesukaan di kerjakan tanpa melihat batasan disanalah awal keberhasilan, hampir para ahli di bidangnya selalu mengatakan demikian.

Sebagai landasan filosofis kecintaan belajar timbul mana kala teringat kata-kata Imam Ali “Man ‘Afara Nafsahu Faqod Arofa Rabbahu” ungkapan sederhana mengajarkan bahwa jati dirilah kunci utama mengenal zat Allah, mengenal ciptaan Allah agar mencapai takjub akan kuasa-Nya, mengenal seluruh kehendak dan Ridha Allah lewat setiap kejadian yang terjadi setiap harinya. Pada Akhirnya tertata iman dengan keyakinan bahwa Allah itu ESA dengan segala ciptaan dan kuasanya sedang kita lemah, tak mampu berbuat apa-apa selain atas izin Allah swt. “La Haula Wa La Kuwwata Illa Billahil’aliyyil’azim,” tidak ada daya dan upaya manusia biasa ini kecuali atas rahmat dan izin Allah swt yang maha agung maha pencipta.

Dalam hal mengenal jati diri, masing-masing kita mungkin sama dan mungkin juga berbeda, tapi disini setidaknya menjadi lahan kita untuk bertukar pengalaman untuk sama-sama belajar, dan bagiku ada 3 hal penting yang harus selalu kukerjakan sebagai upaya ikhtiar mengenal diri meraih ridho ilahi.

Pertama, Kegiatan Kampus
Dalam hal ini Aku menjadikan kampus sebagai ladang untuk bertukar fikiran dan berdiskusi dengan beragam macam teman dan dosen, dari mulai sudut pandang yang berbeda hingga tindak-tanduk perkembangan kontemporer yang semuanya juga berbeda. Pada intinya disini aku belajar bagaimana, meluapkan ide, gagasan, visi-misi, belajar berfikir dan berlogika hingga akhirnya belajar bagaimana menulis karya tulis ilmiah dengan baik dan benar

Kedua, Kegiatan Pesantren.
Disamping kuliah, pesantren adalah rumahku. Selayaknya rumah yang selalu dirawat, dibersihkan, disapu, dan di perindah. Begitu jugalah pesantrenku ini. Pesantren masih perlu untuk terus di bantu, dibela dan diperjuangkan. 

Makna membantunya harus terus berikhlas ria meluangkan waktu dan mengeluarkan tenaga demi kejayaan Islam yang berawal dari pola didik pesantren. Selanjutnya arti di bela di sini pesantren memiliki jati diri yang tidak biasa, dia unik, dia berkilau, dia tinggi, untuk itu semua selalu ada saja yang iri, maka dari itu jagalah ia dari hati-hati yang busuk lagi merugikan. Terakhir adalah diperjuangkan, jika hidup tidak untuk berjuang, untuk apalagi hidup kita? Dimanapun kamu berada di sanalah lahan perjuanganmu menanamkan islam yang harus diutamakan. Untuk itu jika saat ini pesantren tempatmu, maka jadikanlah ia lahan tuk Perjuanganmu yang tak henti. “Untuk itu aku pribadi memilih mengajarkan bahasa Arab, bahasa Inggris, keterampilan Jurnalistik dan Kajian Filosofis di Pesantren ini, 4 keahlianku yang ku gunakan sebagai wadah perjuanganku.”

Ketiga, Kegiatan Harian.
Bertahun-tahun kita hidup selalu di mulai dengan satu hari setiap pergantian bulan ke matahari. Sama halnya dengan kejayaan yang harus di mulai dari langkah pertama, sama dengan perantauan yang harus di mulai dengan ke-nekat-an yang terukur atau bahkan nekat yang 100% tanpa perhitungan tanpa ukuran. Apapun itu kegiatan hariannya, pasti berbuah keberhasilan yang sangat luar biasa jika dilakukan dengan penuh keistiqomahan. Bagiku sendiri dalam keseharian menulis adalah kegiatan wajibku, meskipun terkadang berebutan dan pekerjaan lain dan rasa malas yang terkadang hadir tanpa di undang, heheheh…. Sampai hari ini, alhamduillahnya kegiatan ini dapat terus berjalan, semoga dapat menjadi tradisi dan kebiasaan yang baik. Aamiin.

Keempat, Kegiatan Masa Depan. 
Tidak terlalu banyak masa depan yang dirancang, sebab perancangan terlalu panjang terkadang menyulitkan diri untuk memulainya dari mana. Untuk itu saya cuma punya 9 rencana sederhana ke depan. Rencana menikah, menstabilkan ekonomi, berkarya tanpa henti, melanjutkan kuliah doktoral dan guru besar LN, menjadi orang bermanfaat di masyarakat sebagaimana profesi sebagai ustadz/guru, ahli di bidang bahasa Arab dan Inggris, Penulis produktif, Dosen yang berwawasan luas dan serta memiliki cita rasa hobi musik yang tinggi agar dapat menarik pemuda untuk terus aktif berinovasi.


Kelima, Kegiatan bermanfaat. 
Aku tidak Tahu Persis bagaimana mau membreakdown rangkaian kegiatan yang bermanfaat. Sebab kesemuaannya memiliki kelebihan dan keluasan sendiri dalam memahami konsep dan memberikan perubahan. Yang terpenting yang aku pahami bermanfaat itu mana kala kita mampu membantu orang lain dengan kualitas tuntas yang membuat mereka tersenyum, menangis sehingga tidak mampu berkata apa-apa kecuali tangis yang berlinang sebagai bentuk pengganti kata-kata yang Sudah tidak mampu dirangkai untuk mengucapkan kata lain dari pada terima kasih.

Dari catatan singkat ini, Aku kembali merefleksikan diri bahwa makhluk lemah yang penuh dengan kekurangan dan kealfaan ini, kelak akan menjadi sosok yang luar biasa, jika ia terus belajar, tapi jika tidak, dia bukanlah siapa-siapa.


Akan ada masanya pemikiran kita dipertimbangkan, keputusan kita di cintai dan setiap tindakan kita mendapat dukungan. Meskipun itu sukar, tapi bukan berarti tidak mungkinkan? Tidak ada yang abadi di bumi ini, semuanya silih berganti, sebagaimana dengan awan tebal yang menutupi bulan dan Matahari. Pada akhirnya dia juga akan menghilang sehingga pancaran cahaya menjadi lebih dominan. Orang yang belajar, sama seperti orang yang mengejar cahaya impian, … Ingatkah kamu, Impianmu adalah Dorongan Terhebat yang kamu miliki? Jangan pernah menggap remeh itu!

Monday, October 21, 2019

'Ghirah' Cemburu Karena Allah

Judul Buku: 'ghirah' Cemburu Karena Allah

Penulis: Prof. Dr. HAMKA

Penerbit: Gema Insani, Depok

Cetakan: Ketiga, Rabi’ul Akhir 1438H/Desember 2016 M

Tebal: 154 hlm; 18,3 cm

Resensator: Irwan Haryono S., S.Fil.I


"Hilangnya 'ghirah' agama pada diri seorang Muslim adalah awal dari hilangnya Islam dari dirinya, dan hilangnya Islam dari seorang Muslim adalah awal hilangnya Islam dari masyarakat dan bangsa"


Membahas tentang ''ghirah'' serasa kesadaran diri, dan jiwa yang lemah ini sedang babak belur di hujami kata-kata buya. Terbayang sosok tangguh buya hamka sejak tahun 1982 silam menasehati tanpa henti. Beliau telah mengingatkan berulang-ulang akan pentingnya menjaga 'ghirah', dan lebih hebatnya lagi, apa yang beliau katakan 36 tahun yang silam serasa masih segar, bahkan seakan nasehat kemarin sore yang masih hangat terdengar di telinga menyikapi fenomena negeri yang terjadi belakangan ini
Lebih jelas mari kita perhatikan bagaimana buya hamka mengartikan 'ghirah' demi menanamkan nilai-nilai keislaman yang sangat kental untuk masa depan bangsa Indonesia terkhusus umat muslim.
'Ghirah' atau cemburu ada dua macam, yakni terhadap perempuan dan agama. Jika adik perempuanmu diganggu orang lain, lalu orang itu kamu pukul, pertanda padamu masih ada 'ghirah'. Dan jika agamamu, nabimu, dan kitab suci al-Qur'anmu di hina, dilecehkan, direndahkan, dan disepelekan sedangkan kamu hanya berdiam diri saja, jelaslah 'ghirah' telah hilang dari dirimu.
Jika 'ghirah' atau siri dalam bahas Orang bugis, Makssar, Mandar dan Toraja tidak dimiliki lagi oleh bangsa Indonesia, niscaya bangsa ini akan mudah di jajah oleh asing dalam segala sisi. Jika 'ghirah' telah hilang dari hati, gantinya hanya satu, yaitu kain kafan tiga lapis. Sebab kehilangan 'ghirah' sama dengan mati!
Keras beliau memberikan himbauan, bukan hanya pada umat muslim namun juga 'mewanti-wanti' (baca: diperingatkan berkali-kali) pada bangsa Indonesia agar berhati-hati dalam melangkah jika tidak ada ghirah di dalam dada, sebab langkah tanpa rasa cemburu yang positif, di takutkan langkah lunglai tanpa arah, jauh tertinggal dari semangat leluhur bangsa Indonesia yang kokoh, siap dengan lantang menyuarakan kemerdekaan berkobar semangatnya dan terpatri erat nilai ilahi dalam hatinya.
Samar-samar dari ujung surau seakan terdengar suara beliau memberi petuah kembali, menceritakan bagaimana 'ghirah' itu dimaknai sebagai syaraf, rasa malu, nyawa dan harga diri. Sampai keluar satu ungkapan hebat dalam pribahasa pemuda minangkabau: "Arang tercoreng di Kening. Malu tergaris di Muka", (Kalau rasa malu menimpa diri, tidak ada penebusnya kecuali nyawa.
Begitu dahsyatnya orang tua minang mendidik putra-putrinya sebagai generasi minang yang kental akan jati diri. Selain itu juga di antara pesan yang sering di ulang-ulang kepada anak-anaknya adalah agar menjaga syarat dan menghidupkan 'ghirah'. Kembali  Pesan orang tua minang pada anak lelakinya "Jaga adikmu. Ingatlah, semua yang memakai kutang dan berambut panjang adalah saudaramu dan ibumu." Pesan leluhur yang harus selalu diingatkan pada pemuda kampungnya untuk menjaga saudara seadat sekampung setanah air, dapat dilihat di awal buku ini tepatnya di halaman 4 pada paragraf kedua.
Bila setiap jiwa memiliki 'ghirah' demi menjaga muruah pada diri, keluarga, agama, serta bangsa dan negara; negeri kita pasti akan aman dari pengaruh luar yang menginginkan negeri ini bobrok dan jauh dari pembodohan masal yang menginginkan negeri tetap terbelakang, untuk itu pembentengan diri yang kuat dengan nilai-nilai Islam itulah salah satu solusinya.
Untuk itu walaupun istilah 'ghirah' terlahir dari konsep Islam namun dalam pengaplikasiannya 'ghirah' bukan hanya milik orang Islam yang sering di cap fanatik oleh bangsa Barat namun 'ghirah' atau Syarah (Arab) juga milik setiap jiwa manusia, bahkan masing-masing daerah atau negara memiliki istilah sendiri untuk menyebutnya, sebab dalam ghirah terkandung visi dan misi untuk menjaga muruah pada diri, keluarga, agama dan negaranya. 
Bukankah 'Ghirah' juga milik Mahatma Gandhi yang terkenal dengan berpemahaman luas dan berperikemanusiaan tinggi, sampai ia bersedia melakukan apa saja untuk mencegah adik Yawaharlal Nehru, Viyay Lakshmi Pandit, dan Anaknya, Motial Gahndhi, Keluar dari Agama Hindu.
Untuk itu ghirah yang terangkum dalam buku saku ini, di tulis secara global untuk seluruh masayarakat yang dihatinya terdapat semangat perjuangan mempertahankan harga diri, negara tumpah tanah air, namun secara spesifik menanmkan nilai-nilai perjuangan kaum muslimin yang sesungguhnya.
Sebagai pendalaman materi dan perluasan wawasan kiranya, pembaca dapat menghabiskan bacaraan buku mini ini, sebab hadirnya kini ibarat obor di tengah malam yang gelap, petunjuk jalan di tengah-tengah negara yang tak tahu arah, dan penasehat bijak di antara hoax dan berita bohong yang beterbangan liar di angkasa ibu pertiwi.
Secara ringkas kami sampaikan bahwa buku ini disusun dalam 8 sub. Judul Pertama: 'ghirah' (cemburu). Kedua: Cemburu Karena Agama. Ketiga: Cemburu dan Pribadi. Keempat: 'Ghirah' pada Gandhi. kelima: Al-Ghazwul Fikri. keenam: Untuk kita pikirkan bersama. Ketujuh: Siri, dan terakhir kedelapan: Pandangan Islam terhadap Siri.


Untuk selanjutnya kami sampaikan..... Selamat membaca 

Friday, October 11, 2019

Dunia Hobi dan Skill



Hobi dalam KBBI berarti: Kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Itulah arti yang tertulis di KBBI online, bayangkan apa jadinya jika kesenangan kita berubah menjadi ladang pendapatan? Kita senang bernyanyi dengan bernyanyi kita mendapatkan uang. Kita senang melukis, dengan lukisan kita mendapatkan penghasilan, kita senang menulis dengan tulisan kita menabung, kita cinta mengajar, kita gebar kotak-katik youtube, kita senang up to date vidio, kita senang dengan perangkat komputer, kita tergila-gila dengan bahasa pemprograman, jika semua kegemaran itu, kesengangan itu, kecintaan itu dijadikan pekerjaan utama, pekerjaan yang difokuskan, pekerjaan yang di konsistenskan, bagaimanakah jadinya?

Mari kita coba sepakat untuk menggabungkan antara hobi dan skill, jika hobi dimaknai sebagi suatu pekerjaan yang kita lakukan dengan penuh suka cita, rela, senang dan gembira, maka ada keterkaitan erat dengan skill biasanya. Yaitu sebuah dorongan yang terus memicu kita untuk bisa menjadi lebih baik, berkembang lebih aktif dalam hobi yang sudah mulai merayu simpati kita.

Adanya hobi mengundang rasa keingintahuan, begitu tahu timbul semangat untuk terjun lebih dalam, setelah terjun ternyata semakin bisa di nikmati prosesnya, ujung-ujungnya semua yang di jalani terasa sangat nikmat, sampai-sampai keluar ungkapan, “seandainya pun hobi yang di lakukan ini tidak dibayar, tidak apa-apa, sebab inilah hobi saya, dibayar atau tidak dibayar saya tetap akan melakukan ini.”. Nikmat bukan? dan akhirnya sampailah makna skill sebagai “The ability to do something well; expertise.” Kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik; sesuai keahlian.

Dengan hiruk pikuk cobaan dunia, dengan beranekaragam masalah kehidupan, dan yang lebih dekat dengan kesimpangsiuran berita dan pengalihan isu, masih inginkah kita kehilangan waktu hanya untuk itu? Terbuai dengan isu yang sangat nyata dibuat-buat, terbawa alur ombak gosib yang itu sengaja di buat pasang, termakan kabar bohong yang jelas-jelas tidak bernutrisi, akankah itu terus di konsumsi?  Tidak… Cukupkanlah… Sudah cukup membuang-buang waktu selama ini untuk itu semua.

Sekarang saatnya berfikir bagaimana hobi bisa semakin berkembang, dan kemudian memperbanyak uji coba bakat-kemampuan yang terpendam. Kelak ketika hobi sudah menjadi skill yang diakui orang banyak, nilai kita akan sebading dengan kebermanfaatan kita. 

Nanti jika sudah dapat uang, menjadi orang kaya raya, jangan lupa semakin kuat doa'anya dan berdo’alah agar hidup kita lebih berguna dan bermanfaat lagi untuk masyarakat yang lebih luas, rakyat Indonesia, negara Indonesia serta dunia dan seisinya.

Jadi fokus coretan kali ini adalah bagaimana agar kita tidak tergerus dan terbawa arus medsos dan isu-isu pengalihan, yang tersajikan bebas di sekeliling kita, tapi sebaliknya yaitu bisa menguasai berita, selektif dengan info yang diterima dan akhirnya menjadikan kita lebih sibuk dengan hobi, pengembangan skill, minat serta bakat sehingga berujung pada kebermanfaatan buat orang banyak.  

Semenarik-menariknya berbicara dunia, lebih menarik berbicara manusia, sisi positifnya tidak akan ada habis-habisnya untuk terus di bahas dan di cerna.  itu menurut saya, bagaimana menurut Anda?

Thursday, October 10, 2019

Sikap Seseorang Menjadikannya Berbeda Dengan Orang Lain


Banyak hal mendasar yang membedakan antara seseorang dengan orang lainnya; salah satunya adalah sikap. Sikap itu sendiri memiliki banyak perbedaan di lapangan. Ada yang di nilai salah dalam bersikap padahal benar, ada yang memang selalu salah dalam bersikap, ada yang yakin dengan sikapnya padahal salah dan ada juga yang ragu-ragu dalam bersikap padahal sudah tepat, terakhir ada yang begitu yakin dengan sikapnya padahal kekeliruan dan keluguan. Pada intinya bukan hanya bentuk paras seseorang faktor utama penilaian orang lain, juga bukan sekedar gaya yang membedakan kita dengan yang lainnya, jadinya apa? Sikaplah jawabannya.

Sikap egois, tidak ambil peduli, atau terlalu peduli, dan atau fokus adalah contoh sikap yang terlahir sekejap seiring permasalahan itu datang. Dan disanalah orang saling menilai satu dengan yang lainnya.

Sikap terbaik yang harus diambil ketika permasalahan itu ada dan timbul adalah dengan menghadapinya. Cara efektifnya menurutku dengan memikirkannya terlebih dahulu secara benar-benar matang, termasuklah di dalamnya keuntungan ataupun kerugiannya, sehingga pada akhirya sampailah pada pengambilan keputusan atas dasar keyakinan total. Dan itupun tidak hanya berhenti disana, masih ada komitmen mempertahankan keputusan yang harus di pegang teguh. Sebelum selesai akan timbul tambahan masalah yang jika mampu di hadapi akan berubah menjadi peluang atau malah menjadi resiko tambahan yang lebih besar. Tergantung bagaimana kita menghadapinya. Dari sanalah kamu mulai benar-benar belajar tentang sikap.

Saran saya, ketika bertemu dengan permasalahan jangan pernah menganggap itu beban dan jangan menyalahkan diri sendiri setelah mengambil keputusan, yakinlah ada sisi positif dari keputusan yang telah kamu ambil. Seminim-minimnya, kamu telah mencoba untuk menjadi dewasa, dan itu sangat positif. Jadi jangan pernah merasa bersalah untuk satu langkah baru dalam hidupmu.


Pada akhirnya, pandai-pandailah bersikap, pandai-pandailah mengevaluasi diri, terutama evaluasi diri dan kegiatan Sebelum tidur malam. Apakah kamu di jalan yang benar atau tidak seharian yang telah dilewati. Jika yakin benar, lanjutkan namun jika salah, cepat-cepatlah bertobat dan kembalilah ke jalan yang benar. Wallau’alam bisshoab

Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi