Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI SANTRI

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

CATATAN PINGGIR

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Wednesday, August 14, 2019

Nasehat Pernikahan Dari Kakek Hatobangon Kampung Mandailing Lumut, Tapanuli Tengah, Untuk Cucunya.

Seorang kakek tertua di kampung Lumut ini berpesan singkat, tidak panjang penyampaiannya padat muatannya, sekilas di terjamahkannya ke dalam bahasa Indonesia, namun lancarnya dengan bahasa batak mandailing,… Intinya ada 5 hal yang beliau sampaikan, yaitu: Belajar, musyawarah, rendah hati, berbakti, bertakwa,

Dengan sedikit penjelasan dari beliau:

1. Belajar

Kehidupan bekeluarga adalah seperti lembaga baru yang harus di pelajari bentuknya, isinya dan cara menjalaninya, anak-anak saya ini telah menamatkan sekolah tinggi, secara keilmuan sudah cukup dewasa, namun dalam ilmu berumah tangga harus banyak belajar dari orang lain, sebab tidak ada sekolah tinggi khusus rumah tangga, namun gurunya ada dan banyak, siapa itu guru-gurunya? Kami-kami inilah gurunya, kami-kami inilah saksi-saksinya,…bertanyalah kepada kami semoga kelak anak-anak kami langgeng, sakinah, mawaddah, warahmah.

2. Musyawarah

Banyak hal yang harus di musyawarahkan dalam berkeluarga. Sebab keputusan tidak bisa hanya dari satu pihak tapi harus keduanya, yang jika di matematikan dalam bekeluarga 1 tambah satu adalah 1 bukan 2, dalam berpedapat, satu pendapat istri, satu lagi pendapat suami, dan hasilnya tetap juga harus satu, harus ada yang mengalah harus ada yang mampu memahami sehingga hasilnya tetap satu, hasilnya tetap keutuhan bukan perpepacahan atau kesalah pahaman. Begitulah idealnya bermusyawarah dalam keluarga.

  1. Rendah Hati
Allah benci dengan orang sombong, Allah tidak melihat orang yang sombong, ada banyak itu Allah berbicara tentang sombong ini di dalam Al-Qur’an yang juga kakek rasa kalian juga sudah paham, dan tahu betul dalil-dalilnya, namun di sini kakek Hanya berusaha mengingatkan kembali yang kiranya lupa agar terus dapat di ingat.
Semasa saat ini harus rendah hati, tidak boleh sombong, tamat sekolah tinggi juga harus lebih rendah hati lagi, tidak ada apa-apanya kita dengan kesombongan. Setinggi apapun kita di dunia tetap kecil di hadadapan Allah, tetap tidak ada apa-apanya di sisi Allah.

Orang yang sombong tidak akan banyak temannya, dalam pergaulan tidak banyak yang akan membantunya.

Perlu kita pahami selalu bahwa kita ini adalah makhluk sosial, kita semua membutuhkan orang lain dalam kehidupan, sebagai contoh kecilnya, saat ini kamu anak-anakku, menikah, di persatukan membutuhkan kami, hatobangon, tokoh masyarakat, perangkat pemerintah, cekdik pandai, alim-ulama, usatadz Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 untuk menyaksikan dan mendo’akanmu, dan memang beginilah layaknya kita hidup bermasyarakat, harus bergaul dan harus bisa masuk di tengah-tengahnya dengan sangat baik.

Dengan bermasyarakat kita mendapatkan banyak hal, pengalaman dan pengetahuan. Dan dengan bermasyrakat juga kita  mengetahui banyak, belajar banyak, mendapatkan apa yang tidak kita dapatkan di bangku sekolah manapun, yakinlah tak jarang dengan bermasyarakat juga, pintu rizki kita dapat terbuka.

  1. Berbakti Kepada orang tua
Tidak ada yang akan tampil muda selamanya, tidak akan ada yang tampil prima setiap saat, semuanya pasti akan berlalu. Orang tuamu yang saat ini masih terlihat muda kelak akan menjadi seperti saya, tua, kurus dan sakit-sakitan. Maka dari itu harus ingat selalu pada orang tuamu, harus berbakti selalu pada orang tuamu, sebab apa? Sebab merekalah yang membesarkanmu, berjasa penuh dalam kehidupanmu, sampai seperti ini juga kamu tidak lain hasil dari pada do’a orang tuamu. sebab memang begitulah seharusnya seorang Anak bermu’amalah pada orang tuanya.

Jangan membedakan keduanya, sebab keduanya adalah orang tua yang harus kita sayangi, kita hormati, dan kita baktikan seluruh jiwa dan raga ini.

  1. Bertakwa
Dengan muatan menikah ini anak-anak kami telah menjalankan satu dari perintah Allah dan sunnah rasulullah, secara perhitungan agama telah sempurna yang setengah, namun secara proses di butuhkan penyempurnaan di setengah sisanya, maka dari itu jangan pernah berhenti dari bertakwa pada Allah swt, bersedia menjalankan seluruh perintah Allah swt Bersama-sama dan Ikhlas meninggalkan seluruh larangan Allah tanpa terkecuali. Dengan demikian mudah-mudahan Allah selalu Ridho dan meridhoi setiap Langkah anak-anak kami.

Demikian sambutan dan nasehat si kakek dalam khutbah nikah tersebut, singkat memang, sedikit memang namun benar-benar padat dan tersesapi maknanya,… Akhir kata semoga dengan saya menuliskan sambutan si kakek di blog ini dan seterusnya di baca oleh banyak orang, semoga setiap hurufnya  bernilai pahala jariah untuk si kakek. Aamiin ya Rabbal’alamin.

Lumut, 14 Agustus 2019
19.30 wib - 21.30 wib

Sunday, August 11, 2019

Melakukan Sesuatu Sesuai Hobi

Melakukan sesuatu yang disenangi pasti terasa lebih ringan dari kebalikannya. Ketika satu pekerjaan dikerjakan dengan suka rela selalu ada saja ide kreatif yang mengembangkan ide pertama, serasa kreatifitas mengalir tidak terputus, kita pun merasakannya dengan penuh ceria dan bahagia, sama halnya dengan kebalikannya, jika melakukan sesuatu dengan paksaan, tidak ada yang di rasakan kecuali hanya kesempitan, seketika dunia yang lebarpun terasa sempit, untuk itu, mulai saat ini bebaskan dirimu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan hobimu, sebab dengan itu kamu bisa lebih kreatif dalam kehidupanmu.

Tuesday, July 2, 2019

My Ambition

Menurutku “Ambisi adalah cita-cita murni yang ada dalam diri yang harus diperjuangkan untuk merealisasikannya.” Untuk itu, diri yang Kecil ini berambisi sedikit sulit namun masih terdapat kemungkinan besar untuk bisa diraihnya, diantaranya:

Pertama: Ia ingin  bisa menghafal Al-Qur’an pada juz 1,2,15,29,30 hanya 5 juz fokusnya, dengan alasan baku bahwa dengan menghafal 5 juz tersebut ia telah menghafal pintu, isi dan penutup al-Qur’an, mari kita do’akan semoga orang yang semangat ini dapat merealisasikan mimpinya menjadi nyata, biiznillah… aamiin.

Kedua: Menjadi Penulis, itu adalah cita-cita lama yang telah begitu sangat lama telah ia impikan, bahkan sejak dia belum tahu cara untuk menulispun cita-citanya sudah ingin menjadi penulis. Namun sayang, remaja muda yang satu ini sering gagal fokus dengan alasan eksternal, sehingga melupakan inti dari dahaga hati kecilnya, jadi untuk saat ini dan seterusnya nampaknya ia harus benar-benar sadar bahwa waktu terus berjalan, seandainya ia tidak mulai sekarang, maka mungkin esok dan lusa dia Sudah terlalu tua untuk menyesal, sebelum semua terlambat, sadarlah hai Anak muda, kamu sekarang adalah kamu yang harusnya produktif untuk semua angan dan cita-citamu. Fokuslah… dan Perjuangkan cita-citamu!

Ketiga: Melukis, tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang pelukis, namun kemampuannya menggambarkan sesuatu dapat mempermudahnya dalam mengingat suatu kejadian atau apalah yang di sebut mind mapping, dengan melihat gambarnya yang sederhana ia dapat mengingat banyak hal tersirat dibalik gambarnya, terlihat biasa memang namun itu dapat membuatnya tenang, dan dapat menceritakan jalan hidupnya menjadi hal yang singkat dan sederhana, jadi pelukis bukan cita-citanya namun salah satu caranya melupakan masalah, dan menenangkan dirinya.

Keempat: Musik dan Lagu, jika di katakan selain penyanyi banyak juga yang suka lagu, maka pria ini jugalah salah satunya, ia menyukai lagu lama dengan irama slow dan syahdu, lagu Malaysia lama, lagu bernada rege, dan lagu yang memiliki lirik yang bermakna.
Ia tidak memiliki suara yang begitu bagus memang namun ia memiliki hobi nyanyi untuk dirinya sendiri, maka agar dia tetap semangat mari kita sebut dia sebagai penikmat lagu,.. kita sebut demikian upaya menghargainya yang telah membeli gitar akustiknya dan belajar secara otodidak untuk semua lagu yang ia senangi, dan yang anehnya sejak ia tinggal di kampung batak, lagu yang menjadi favoritnya adalah Lagu Batak, lagu yang tak pernah masuk list dalam hidupnyanamun menjadi lagu kesukaannya, terkadang begitulah dia jodoh, tidak pernah mengenal, sekali jumpa langsung suka,… hehehe

Kelimat: Pria dengan semangat pantang menyerah ini memiliki satu kebiasaan yang selalu dia pegang teguh “Selesaikan dan tuntaskanlah apa yang Sudah kamu mulai” saat ini dia telah memulai untuk belajar bahasa Inggris dengan serius, untuk melihat peningkatan dan keberhasilan dari usahanya pastilah ia membutuhkan suatu tes untuk menunjukkan bagaimana kemampuannya dalam mengeksplorasi kemampuannya kan? Untuk itu,.. dalam 2 tahun terakhir ini dia telah mengambil tes Bahasa Inggris IELTS, namun kedua hasil ujiannya belum mencukupi untuk bisa di katakan memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni, untuk itu, ia pun harus benar-benar terus berjuang… Mari do’akan untuk keberhasilannya… Sebab dia saat ini tidak mampu berbuat apa-apa selain hanya terus menjaga fokus dan semangat perjuangannya. Berharap ambisinya tercapai, mimpinya teraih.


Hai anak muda, sekali ambisimu di baca orang, dan diketahui oleh para pembaca blog setiamu, tanggungjawabmu untuk merealisasikannya juga harus lebih lagi, harus benar-benar meningkat di atas rata-rata, jangan sia-siakan do’a dan pengharapan mereka akan keberhasilanmu. “Dalam cita-citamu ada hak orang lain yang ingin bahagia melihat itu”, maka realisasikan lah keinginan mereka melihatmu bahagia. 

Monday, July 1, 2019

Jadilah Dirimu Sendiri

Jadilah dirimu sendiri, sebab dengan menjadi diri sendiri… Kamu akan melakukan semua kegiatanmu dengan semangat dari dalam dirimu, dan itu jauh lebih luar biasa dari pada semangat yang dihembuskan dari luar dirimu, terasa sejuk sejenak namun kembali ke suhu dasar juga pada akhirnya.

Keberanian diri untuk mengatakan bahwa kamu adalah kamu dan dia adalah dia, merupakan sikap berani yang belum tentu semua orang dapat melakukannya. Dengan keberanian yang ada dari dalam dirimu maka kamulah yang mengontrol sepenuhnya terhadap hidupmu. Kamulah raja dari hidupmu dan kamulah pengendali penuh terhadap hidupmu, cita-citamu, senang dan sedihmu, marah dan ramahmu, ketika kemampuan mengetahui dirimu meningkat pada saat itulah kemudian sikap keyakinan terbatasmupun akan hilang menjadi tak terbatas.

Ketika kamu mengetahui siapa kamu sebenarnya, dengan sendirinya potensimu akan keluar, selalu berupaya mencari jalan keluar dari setiap masalah, mencari benang merah dari setiap sengketa, dan melihat sisi positif setiap kali musibah datang yang menerpa, begitulah kira-kira keutamaan mengetahui diri sendiri.

bahkan sebuah hikmah “Barang siapa mengetahui dirinya sendiri maka dia telah mengetahui siapa tuhannya” bukankah besar kaitannya jati diri dengan nilai ketuhanan? Maka dari itu sangat jarang di dapat orang yang Positif thinking jauh dari keyakinan “iman kepada zat yang maha agung dan maha akbar”.

Setidaknya 3 keuntungan jika kamu berhasil menjadi pribadimu sendiri:

Pertama: Rajin Akan Mengiri Setiap Pekerjaanmu. Banyak pepatah mengatakan, orang rajin/ tekun dapat mengalahkan orang pintar yang malas, dan dapat melampaui orang jenius yang tertutup. Mengapa bisa demikian? Sebab biasanya jika dorongan sesuatu atas kemauan diri sendiri, maka banyak hal akan tercipta begitu saja, bahkan cendrung terarah penuh dengan tekad dan passion. Kalau Sudah passion cirinya dalam tanggungjawab tanpa di perintah, sudah dikerjakannya. Tanpa di suruh berfikir telah berinisiatif duluan, tanpa di ajari sudah mencari tahu sendiri bagaimana cara kerja suatu hal yang tidak di ketahuinya, selalu ada saja jalan bagi mereka yang menemukan jalan dan menentukan pilihan yang tepat. Begitulah efek positif jika rajin sudah bertemu dengan mereka yang paham akan diri dan pribadinya sendiri.

Kedua: Kreatif. Dalam hidup hampir setiap saat permasalahan silih berganti, terlepas apakah itu permasalah sepele, menengah, maupun masalah besar, semuanya mau tidak mau pasti datang bergantian. Namun hal yang menarik ketika semua permasalahan itu ditanggapi dengan hati dingin dan pikiran kreatif.
Hanya di pikiran orang kreatiflah permasalahan menjadi bukan masalah, tapi menjadi peluang. Sebab ketika berhadapan pada masalah dia bukan memikirkan masalahnya tapi berfokus pada peluang di balik masalah yang ada, atau masalah tidak pernah berlarut-larut lama, sebab gilingan otak kreatifnya terus menggiling ramuannya, bagaimana agar masalah itu selesai, dia lebih memilih menjadi bagian dari solusi. 

Menarik bukan? Sedetik setelah itu, baginya tantangan menjadi batu loncatan ke arah yang lebih baik, mendorong kepada sikap yang lebih produktif. Hidup telalu pendek untuk hanya melakukan pekerjaan yang tidak Anda nikmati. Begitulah kira-kira kawan… :-)

Ketiga: Fokus. Orang terbagi menjadi 2 dalam menjalani hidup, ada yang fokus dan ada yang tidak fokus. Yang fokus cirinya selalu mengerjakan semua pekerjaannya tertib dan konsisten. Sebab besar keyakinannya bahwa sukses membutuhkan usaha dan tindakan konkrit yang konsisten, bukan malas yang terus di perlihara, dia yakin betul bahwa kemalasan bukan bagian dari permainan, kemalasan adalah bahan terlarang bagi keberlangsungan masa depan.

Sedangkan yang tidak fokus adalah kebalikannya. Cirinya selalu menunda pekerjaan, mengeluh dalam setiap pekerjaan dan waktu, memandang  dari sisi yang negatif berkepanjangan.dan yang paling menakutkan adalah ketika berangan keberhasilan di banyak bidang namun tidak ada mengerjakan satu tindakan pasti sekalipun untuk mencapai keberhasilan yang dimimpikannya.

Demikianlah 3 keuntungan paling sedikit dari diri yang tahu akan maziyyah diri sendiri, Rajin, Kreatif dan Fokus, rasaku tidak ada tujuan yang tidak bisa tercapai jika semua hal ini bergabung dalam diri seseorang.
Rajinnya dapat melewati setiap ketidak tahuan, kreatifnya dapat membolak balikkan sedih menjadi riag, gundah menjadi senang, dan paling terpenting masalah diubahnya menjadi peluang, dan terakhir Fokus, Karena sikap inilah semua orang bisa lebih terperinci memandang arah kehidupan. Menjadi Diri Sendiri Menjadikanmu Manusia Tak Terbatas


Untuk kamu yang punya catatan tambahan efek positif bagi mereka yang tahu akan jati diri, monggo di share… 

Saturday, June 29, 2019

Perbaikilah Ibadah Maka Jalan Kehidupan Akan Membaik


Disusun untuk memenuhi tugas pada materi Komunikasi Dakwah
yang diampu oleh As-Sayyid Ust. H Ahmad Suharto, S.Ag

(Oleh: Irwan Haryono S (31.2.2.8353)
Mahasiswa Institut Studi Islam Darussalam [ISID] Siman. Fakultas: Ushuluddin. Prodi: Aqidah Filsafat / 4



بســـم اللــه الرحمـــن االرحيـــــم
إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صلى الله عليه 
وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً، أما بعد 
     
      Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, saya ingin meyampaikan tentang apa yang saya ketahui bertujuan saling berbagi bersama dan semoga menjadi berkah adanya.

       Adapun materi dakwah yang ingin saya sampaikan pada kesempatan kali ini adalah: “Perbaikilah Ibadah Maka Jalan Kehidupan Akan Membaik” suatu bukti nyata kehidupan yang saya dapatkan ketika ingin menuliskan hal ini, suatu ketika pernah saya mengalami kehidupan galau sepanjang hari dan bahkan kegalauan ini bertahan berhari-hari sampai terkumpul menjadi seminggu, beriringan dengan kegalauan ini ada sebuah sms pendek masuk ke inbox HP saya, bunyinya demikian: “ketika Anda merasa benar-benar jauh dari amalan hati, sehingga menghitamkan hati dan juga melalaikan diri Anda. Maka lakukanlah 4 hal; yang pertama, perbanyaklah dzikir, yang kedua shalatlah anda tepat pada waktunya, ketiga memintalah kepada Allah untuk di bukakan hati Anda dan yang terakhir kalau memang belum juga terkabul maka bangunlah ditengah malam ketika sebagian besar orang-orang tertidur dalam waktu sepertiga malam” satu sms yang sangat indah menurutku, sangat sesuai  dengan situasi diri yang memang sedang benar-benar membutuhkannya.

      Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba mengulas tentang sms diatas dalam pandangan Islam yang saya tahu,

      Pertama: Perbanyaklah Berdzikir.

      Selaku seorang hamba maka sudah sepantasnya dan seharusnya berdzikir menjadi sebuah amalan yang benar-benar harus kita hadiahkan kepada sang pemilik Arsy al’Aziim Allah SWT, dalam berdzikir kita menghadirkan suasana hening yang benar-benar mendukung kita untuk dapat bermuhasabah tentang kesalahan-kesalahan kita yang telah lalu. Sambil bermuhasabah kita terus mengucapkan “Kalimah Tayyibah" karena dengan berdzikir ini jugalah hati kita bisa menjadi tenang  dan tentram.

(الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ) (الرعد:28)

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka mejadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Surah: Ar-Ra’d[13]: 28)

      Kedua: Shalatlah Anda tepat pada waktunya

      Dalam pengklasifikasian waktu, sebenarnya umat muslim amat sangat dimudahkan dengan adanya shalat 5 waktu yang bermula pada waktunya masing-masing. Dalam hal kesehatan juga sering diungkapkan dalam beberapa workshop dan seminar-seminar bahwa; jika kita shalat pada waktunya dapat memperlancar sirkulasi metabolisme tubuh, sehingga menghadirkan rasa fresh pada  jasmani dan rohani kita, dan jika kita telisik ulang shalat ini sudah semestinya menjadi hal pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dengan siapapun dan dengan apapun sebab ini sudah menjadi harga mati yang tidak bisa di nego lagi. Shalat itu adalah tiang agama, mengokohkan iman dan menjebatani rahmat dari Allah SWT sebab shalat juga “Tanha ‘anil fahsya i walmunkar” menjaga dari perbutan keji dan mungkiar. Dalam hal ini saya pernah membaca sebuah catatan dari blog ini : http://fiesh.blogspot.com/2010/08/hikmah-sholat-tepat-waktu.html yang didalamnya menceritakan tentang sebuah kisah nyata, serta lebih mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita meletakkan dan memposisikan shalat itu seharusnya. Berikut kisahnya:


Jumat lalu, ketika saya menghadiri jumatan di masjid kampus UGM, ada sebuah cerita simple tapi nyata yang sedikit menarik untuk diceritakan kembali. ceritanya begini:
Pada suatu masa ada seorang sarjana yang sudah dua tahun mencari kerja. karena tidak dapat kerja akhirnya dia menemui seorang ustadz. Dia meminta bantuan ustadz tersebut agar cepat dapat kerja.  Sang ustadz lalu bertanya, bukan lulusan universitas mana, atau jurusan mana dia kuliah dahulu, tapi sang ustadz bertanya  "Bagaimanakah shalatmu?". Jujur saja sang sarjana berkata bahwa ia shalat hanya sekedarnya saja, belum bagus-bagus amat.  lalu sang ustadz meminta waktu sejenak.  Setelah itu sang ustadz keluar dari kamarnya dengan membawa sepucuk surat.  Beliau berkata kepada sarjana tersebut "Perbaikilah shalatmu, lalu jangan buka surat  ini sebelum kamu sampai di rumah ".

Dengan tergesa-gesa sarjana ini langsung menuju rumahnya dan membuka surat tersebut dan membaca isinya. Surat tersebut berisi:

“Hai sarjana, perbaikilah shalatmu. Shalatlah di awal waktu, dan jangan melakukannya kecuali engkau lakukan di masjid, lalu jangan engkau lakukan di masjid kecuali dengan berjamaah, dan jangan engkau lakukan kecuali engkau mendapat takbiratul ihram pertama, kemudian jangan melakukan rangkaian tersebut kecuali engkau awali dan akhiri dengan shalat sunnah. kemudian lakukan rangkaian ini selama tujuh hari kemudian temui saya.

Nb: Jika Anda sudah membaca surat ini tetapi tidak melakukannya maka akan saya sumpahi anda melarat seumur hidup!”

Karena takut akan sumpah sang ustadz, maka sarjana ini langsung melakukan saran yang ditulis di dalam surat tersebut. namun baru dua hari sarjana ini sudah kembali menemui sang ustadz.  Sang ustadz merasa terheran-heran bukankah saya suruh tujuh hari baru kembali? Batinnya. Kemudian sang ustadz bertanya "kenapa engkau sudah kembali?" Sang sarjana menjawab sambil menangis "Ternyata Allah baik sekali wahai ustadz, saya baru melakukannya dua hari, Allah telah memberi saya pekerjaan" 

Demikianlah kisah yang saya dapat dari khatib jumat lalu, ini merupakan pelajaran yang sangat baik bagi kaum muslimin untuk kembali menertibkan shalatnya.  dan juga ini merupakan kisah yang inspiratif bagi para pengangguran yang belum mendapatkan pekerjaan.  cobalah saran kisah di atas, dan rasakan manfaatnya

      Ketiga: Mintalah kepada Allah untuk di bukakan hati Anda.

    Siapa yang tahu hati orang? Siapa yang bisa membaca hati orang  jika si pemilik hati tidak mengungkapkan hatinya sendiri pada orang lain. Dalam sebuah lirik lagu yang sangat familiar berbunyi seperti ini; “pagi beriman siang lupa lagi, sore beriman malam amnesia” menggambarkan sebuah hati yang selalu susah ditebak, bahasa yang sering di gunakan adalah mengatakan bahwa “al-Imanu yazdad wa yangkus” iman selalu bertambah dan berkurang. Inginnya apa dan bagaimana nantinya, tiada yang tahu.

        Maka dalam misteri hati yang selalu terbolak balik tersebut amat sangat dibutuhkan kekonsistenan kita untuk selalu berdo’a dan meminta kepada Allah agar selalu di rahmatin dengan Hidayah-Nya, dan di tolong dengan i’nayah-Nya. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

      keempat: kalau memang belum juga terkabul maka bangunlah di tengah malam ketika sebagian besar orang-orang tertidur dalam waktu sepertiga malam.

      Do’a yang dipanjatkan pada waktu malam, Insya Allah akan dikabulkan oleh Allah. Sebab waktu tersebut merupakan waktu yang istimewa. Waktu sepertiga malam  merupakan waktu di mana kondisi hati manusia pada posisi tenang, bersih dan suci serta terhindar dari pikiran kotor yang berhubungan dengan urusan keduniaan. Oleh karena itu waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk bermunajat kepada Allah. Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:

       Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Tuhan kami Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi akan turun pada tiap-tiap malam ke langit dunia ketika tinggal sepertiga malam yang akhir dengan berfirman: barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku niscaya Aku kabulkan padanya dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri, dan barangsiapa yang memohon ampunan kepada-Ku maka ia akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari).

# الحمد لله رب العالمين #

Saturday, June 22, 2019

The Next Karate Kid


It’s was very Wonderfull can watch the best movie in 1994, they are two person so special teaching me about great thing to know life and to deal with life in my future day. Mr. Miyagi and his kid Julie Pierce.

I watch this around 1:43:58 hours, but I have got more knowledge and everything more than just movie. 

The are a lot of thing I can learn, such as advises me to become strong, great, and patient in every problem I have meet.

  • Sometimes when we in cage so long; all world seems like very big place, you strong…. You strong… you are really strong, I know who you really you are …. 
  • Ambition without knowledge its like a boat on dry land
  • You know what? I should ask you for answer, I personally don’t want to understand…
  • Answer only important, when you ask the great question
  • You are good, when you can respect your self and you can respect the others 
  • Not stupid to respect all living things
  • I tried its thousands times
  • You know you are good it’s more important 
  • If master small thing, anything become possible
  • Fighting not good, but if must fight, win 
I should remember it  along my life, because that the reason why I life till today,  to become me my self, not other and not force me to become something or other thing or someone else. 

Me…, I am special with all of what in my self right now.


Sunday, June 9, 2019

Misykat Menghilangkan kesabaranku.

“Ketika aku membaca Dualisme, rasanya sampai disini hilang kesabaranku untuk bersabar memiliki buku ini”


     Awalnya aku membaca buku misykat ini dengan meminjam dari perpustakaan Centre for Islamic and Occidental Studies (CIOS), setiap ada kata-kata yang penting, aku selalu menuliskannya kembali ke dalam buku catatan yang telah ku sediakan. Setiap kali ada kalimat yang mengusik daya nalarku langsung ku tulis tanpa menunggu jeda untuk membaca kalimat sesudahnya, keseriusanku serasa terjun bak air terjun yang melompat bebas menyelusup pada titik poros air yang berpusara.

      Terkadang ingin rasanya jari ini mencoret atau sekedar menggarisinya dengan pensil. Tapi selalu saja ku urungkan. Dengan sangat terpaksa kembali aku bersabar sambil tetap  menulis kata-kata yang kuanggap penting. Semakin lama aku bersabar, rasanya andrenalin di otakkupun semakin kuat menyusun suatu ikatan yang terus bercabang, menyuarakan dan terus berkampanye pada ruang bawah sadarku. Sampai kapankah kau harus tetap seperti ini? Membaca sambil terganggu, (terpaksa berhenti di tengah-tengah kenyamanan membaca), padahal  arus baca militan ini sangat jarang kaudapatkan? (Suara tanya itupun semakin kuat, kuat dan kuat melengking di gendang telingaku.)

      “Untuk kali ini TIDAAAAAAAAAAAAk”, jarit logikaku bebas dari kungkungan. Teriakan animo baca yang meledak-meletup akhirnya berhasil menaklukkan sang kesabaran dari prinsipnya, terpaksa mengalah setelah melihat kesungguhan yang menggebu-gebu dari sang semangat. Pendek kata, sang-kesabaranpun memberi kesempatan kepada hasrat untuk membeli buku ini, itupun setelah sekian lama mampu bertahan dalam kesabaran. :)

      Sebuah buku segar berjudul Misykat yang di tulis oleh: As-Sayyid Dr. Hamid Fahmy Zarkayi M.A, M.Phil.  berisi tentang pengantar terhadap beberapa pemikiran yang sedang gencar-gencarnya merebak saat ini, sekaligus beberapa kritikannya. Dalam louncing pertama di Hall Gedung Robithah Gontor 1, beliau sempat bertutur: "Do'akan semoga buku Misykat yang kedua segera menyusul dimana nanti kita tidak akan berbicara tentang kritik-mengkritiki, akan tetapi lebih kepada solusi." 

sekilas menulis kembali beberapa testimoni yang tertulis di 'cover'  buku misykat ini: 

      "Spektakuler! Kolom Misykat Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi di Jurnal Islamia Republika selama 3 tahun (2009-2012) menjadi kolom yang paling banyak di baca orang. Berciri khas: lugas, cerdas dan bernas. Buku kumpulan Misykat ini membuktikan, Dr. Hamid saat ini merupakan salah satu dari sederet kolumnis terbaik di Indonesia. Selamat membaca!"(testimoni dari Dr. Adian Husaini, selaku Ketua Program Studi Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldung. Bogor)

      Selain itu, Dr. Syamsuddin Arif (Dosen International Islamic University Malaysia) juga berkomentar : "Paduan dari nalar yang tajam dengan ketulusan hati dan tutur yang jernih telah membuat buku ini bernas dan 'gurih'. Bon Lecture!"
                                                                                                 
 ISID Siman, 24/02/2012
                                                                                                                          10.20 WIB

Sunday, March 10, 2019

Gadis 12 Rakaat; Agama Selalu Ada di Atas Cinta


Gadis 12 Rakaat; Agama Selalu Ada di Atas Cinta
(Sebab rasa, hati dan perasaan itu sendiri milik sang mahakuasa)

            Assalamu’alaikum wr. Wb..
     
 Salam sebagai pembuka awal komentar terhadap karya berharga seorang Ma’mun tercinta... (Alahai, belom apa-apa udah lebai), untuk kali keberkian kalinya aku berhasil menuntaskan novel terbaru sang novelis muda ini... “Gadis 12 Rakaat” tuntas sak komentar-komentarnya. Hehehehe... .

      Awalnya ku coba baca epilog di kulit belakang novel, tertulis “Cinta berbeda agama adalah sebuah pilihan rumit. Satu sisi ingin bersatu, di sisi lain agama tak merestui. Fashihah dan Bagus terjebak dalam dilema itu.” Merasa kurang mendapatkan informasi, ku lanjutkan bacaanku ke kata pengantar, ku amati daftar isi, hingga fokus mata ini terhenti pada judul ke-22 yang tertulis “Gadis 12 Raka’at”, spontan membuat bola mataku membulat besar, ingin rasanya segera membaca judul ini, tapi kuurungkan niatku agar hikmat perjalanan bacaku. Tersimpan penasaran kecil mengapa sub judul ini menjadi judul novel, apa hebatnya judul ini! Sekilas hati kecilku bertanya.

      Novel ini menceritakan 2 pemeran inti yang sudah kita ketahui bersama, Bagus dan Fashihah. Dua sosok yang sama-sama memiliki kisah sedih, sama-sama memiliki kelebihan di atas rata-rata orang awam pada umumnya dan juga sama-sama terlahir menjadi pemeluk agama yang benar-benar taat, sayangnya satu perbedaan yang membuat mereka terpisah jauh, mereka berbeda keyakinan.

      Bagus Pradana, sosok pemeran pertama, lahir di Manado, tanpa tahu siapa ayah dan ibunya. Hidup sebatangkara sebagai gelandangan yang kehilangan orang tua, lalu dipungut gereja karena di anggap memiliki talenta, di besarkan hingga akhirnya terpilih menjadi sosok yang sering berdo’a, dan membacakan puji-pujian suci kepada Tuhan di gereja dengan suara merdunya.

       Pemeran inti kedua, Aisy Fashihah Ilma, nama yang cukup indah, seindah parasnya. Fashihah adalah pujaan di Pondok Pesantren Sabilul Huda, memiliki suara syahdu dalam mengaji, belum ada yang dapat mengalahkannya dalam MTQ cabang Qira’atul Qur’an, cara berbicaranya santun, menjadi juara pesantren, certas, cantik dan terlahir dari keluarga terpandang dan kaya raya, khusus urusan kepribadian Fashihah mendalami makna keanggunan dan kebaikan dengan filosofi yang dalam. Sungguh sangat luar biasa hawa yang tergambar menjadi pemeran utama di novel ini.
***
       Novel pink ini agak berbeda dengan novel bang ma’mun sebelumnya, dahulu halamannya sampai 400-san dan khusus yang terbaru ini hanya 272 halaman, itupun sudah dengan galeri novel beliau beserta testimoni pembaca setia karyanya. Kalau dulu tebal minta ampun, sekarang tipisnya bukan main,  di ramu lebih minimalis, heheh.. Udah macem dekorasi rumah aja.
         
       Selaku pembaca, komentar adalah makanan favoritnya, dan coretan blog menjadi lahan aplikasi hasil cerna bacaannya. Jadi kiranya wajar jika pembaca sedikit mengomentari novel terbaru yang berada di tangan ini, secara singkat komentar saya pribadi meliputi 5 hal yang penting, diantaranya: Dari sudut alur cerita, kesamaan dengan novel penulis lain, kesamaan dengan novel bang ma’mun sendiri, khas tulisan ala Ma’mun Affany, dan Kekhasan novel ini. Dan tentu saja di tutup dengan sedikit harapan dari pembaca miskin ilmu ini pastinya.



Pertama: Dari sudut alur cerita.
      
      Judul pertama masih berbicara bagaimana sosok Bagus, siapa dia, bagaimana dia, apa saja rahasia yang ia miliki termasuk keahlian khususnya yang tidak dimiliki sembarang orang. Memasuki judul kedua mulai timbul masalah, dengan penugasannya untuk mendekati seorang gadis muslimah taat yang terjaga aman di Pesantren Sabilul Huda, putri dari bapak Husein, tokoh tersohor Singosari, Malang, Jawa Timur. Aisy Fashihah Ilma namanya. Misi utama Bagus, bagaimana membuat Fashihah murtad dari agamanya. Ia gunakan jurus menuntut ilmu, seakan dia tahu bahwa pesantren sangat berat menolak santri yang tulus niat ingin belajar ke pondok. singkat cerita Bagus pun di terima oleh Gus Ali Pimpinan pesantren, dan kesehariannya menngabdikan diri pada beliau, apa saja dikerjakannya mulai, bersihkan rumah, nyuci mobil, nyapu halaman dan lain sebagainya. Fokusnya hanyalah pada Fashihah.
    
     Sementara di waktu bersamaan, Bagus juga sudah memiliki kedekatan khusus dengan Yuna, seorang dokter muda cantik, pintar dan juga perhatian yang terang-terangan siap untuk setia, tidak mau ditinggalkan, walaupun konseksuensi keberhasilan misi Bagus sampai menikahi gadis muslimah tersebut, Bagus tak tega, namun Yuna masih kokoh pada pendiriannya. “Aku tetap bersamamu, jalankan tugasmu, jangan lupakan aku. Cinta wanita seperti akar, menghujam dalam. Kalau dicabut dan dipindah, akan kering kerontang, aku tetap disampingmu. Jika sudah selesai, kembalilah padaku, aku hadir untukmu...”tampak berat yuna mengucapkan kata-katanya barusan.“Tidak ada yang bisa menolakmu, tapi aku takut tak bisa setia. Hidupku hanya untuk Tuhan...” jawab Bagus sejujurnya. “Aku semakin cinta padamu...” tutup Yuna kagum. Begitulah kira-kira sedikit cuplikannya...
        
   Di buka di awal dengan permasalahan perasaan, selanjutnya apakah masih seputar perasaan atau kejadian, atau pemberontakan atau tentang logika sebuah tindakan...? Penasaran? Monggo... di lanjutkan bacanya.... hehehe... yang Aku suka dari novel abangku yang satu ini ya... dari cara penulisan masalah inilah, amunisi ampuh menggaet pembaca untuk segera menuntaskannya.

Kedua: Dari kesamaan dengan cerita novel penulis lainnya

     Sejauh yang aku kenal, bang Ma’mun tidak pernah membaca novel lain selain karya buya Hamka, itupun novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” jadi mungkin beliau tidak mengira ada kesamaan cerita dengan novel lainnya.

   Dalam adegan perkelahian mengejar maling yang masuk pondok, sepintas tergambar adegan perkelahiannya khas ramuan kang Abik dalam “Ayat-Ayat Cinta”, ketika Fakhri berkelahi dengan Bahadur, apalagi ketika si maling mengeluarkan pisau, hampir persis tapi tetap tidak sama pastinya, bak kata pepatah: lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, masing-masing tetap masih memiliki sisi identitas yang melekat erat pada masing-masing cerita. Ehm...... Mantap
  
     Disisi lain novel ini juga mengajarkan risalah Islamiyah, seperti nasehat keagaan namun diramu dengan dialog interaktif mengalir, sehingga pembaca tanpa terasa telah mengkonsumsi nasehat, Seperti cerita Azam yang mengajar konsep ibadah pada Fadhil di novel “Ketika Cinta Bertasbih”, “Mendahulukan orang lain dalam ibadah itu tidak boleh, tapi dalam mu’amalah itu keharusan” agak sedikit mirip dengan situasi Bagus ketika menjumpai Gus Ali untuk meminta nasehat dan bersyahadat. Keduanya memiliki emosi alur cerita yang sangat berdekatan.

Ketiga: Kemiripan dengan novel bang Ma’mun yang lainnya
  
     Pertama, pada halaman: 145 mencerminkan gambaran penasaran perasaan dan hati wanita yang iri dengan wanita yang lainnya, mengingatkan pembaca dengan karya beliau “Kehormatan di Balik Kerudung”.

   Kedua, pada halaman: 196 bercerita tentang kehilangan, mencari-cari kabar berita, mencari-cari alamat orang, hingga meyakinkan pasangan kembali atas cinta suci yang tiba-tiba menghilang di telan hilangnya ingatan, samar-samar mengantarkanku pada novel “29 Juz Harga Wanita”disana tak terbayang betapa luar biasanya perjuangan sosok seorang lelaki untuk menumbuhkan kembali bibit cinta sang istri yang tiba-tiba menghilang begitu saja dalam waktu yang lama.

Keempat: Khas karangan yang dimiliki seorang Ma’mun (sosok penulis kawakan)

     Kemampuan mengibaratkan dan menvisualkan wujud paras seseorang adalah khas Ma’mun yang hampir dibumbuhi secara merata pada setiap buah penanya.“Fashihah tercipta dari puing-puing keindahan yang berserakan dari banyak makna kecantikan. Disatukan dalam sosok wanita penuh kebahagiaan dan kelembutan. Melihat Fashihah seperti melihat keajaiban Tuhan.” Begitulah satu contoh singkatnya.
    
     Selain dari pada itu, kemampuan menceritakan perpindahan waktu dari masa ke masa terasa mengalir begitu saja. Tergambar pada saat Perpindahan tahun 1 -6 tahun pernikahan tidak terasa. Belum lagi saat menyambungkan antara satu episode cerita ke cerita setelahnya, tepat pada episode 20 “Tetap Mandul” ke episode 21 “Tak Ada Yang Sempurna” terasa alur emosi pembaca terbawa suasana hingga akhir cerita.

     Selanjutnya kemampuannya memilah-milih kata menjadikan sesuatu sederhana menjadi istimewa, tepatnya saat menceritakan keanggunaan Fashihah “Bajunya tidak mahal, tapi serasi, bahkan sampai sepatu. Fashihah pintar memadukan kesederhanaan menjadi keistimewaan.”
                
      Akhirnya sampai pada  bagian terindah novel ini yang tidak boleh dilewatkan adalah saat ada dialog rayuan cerdas, benar-benar menggelitik perut, membuatku senyum-senyum sendiri... Jangan kira aku gila sendiri ya.... berikut salah satu dari banyak petikan rayuan cerdas lainnya, tergambar saat Bagus sahut-sahutan dengan Fashihah, “Kau pandai sekali menggembirakan wanita. Kau pasti laki-laki buaya” ucap Fashihah, Bagus tersenyum “Aku tidak punya daya apa-apa. Wanita sekarang sering melihat keturunan dan kekayaan. Aku laki-laki biasa.” “Kau baik, itu sudah menjadi obat wanita paling mujarab di dunia” Fashihah membalas. “Aku kira hanya laki-laki yang pandai memuji, ternyata wanita dihadapanku lebih pandai” Bagus menunduk. Hahai... Jadi malu.... J

Kelimat: Ciri khusus novel ini
       
      Secara kekhususannya novel ini berbeda dengan novel bang Ma'mun yang lainnya, disini nampak cerita yang ingin di angkut adalah nikah beda agama, namun tidak cukup hanya disitu, ada banyak pesan moral, nasehat kebijaksanaan, rahasia pendidikan dan cara bersikap serta mengambil keputusan yang diajarkan disini, sehingga tanpa terasa pembaca juga terbawa masuk ke dalam inti nasehat yang sangat luar biasa.
      
     Selain dari pada itu, novel ini membocorkan beberapa rahasia pendidikan pondok, dimana sosok kyainya adalah sosok yang tidak terlalu silau dengan kemewahan dunia, beliau sederhana namun di kagumi masyarakat, cirinya selalu mampu mengambil kehidupan dunia sebutuhnya, santrinya terbiasa hormat, taat dan patuh pada kyai, dan berkerja seikhlas serta semaksimal yang ia mampu lakukan.

    Berikut berberapa pesan moral yang langsung di kutip dari novel tersebut tanpa ada perubahan redaksi, agar asli yang di tampilkan, agar lapang ruh penulis masuk kedalam relung hati pembaca setia lainnya.

    Pesan moral pertama: Tentang kerukunan dalam beragama, baik dalam berkeyakinan maupun bersikap dan berinteraksi. Pesan tersebut tergambar jelas dari nasehat Gus Ali Kepada Bagus: “Islam itu intinya ibadah dan muamalah. Ibadah kepada Allah, dan muamalah kepada manusia dengan baik. Bahkan kamu menyingkirkan duri dari jalan itu sebuah tanda keimanan. Mengikat tali saudara sesama muslim juga tanda iman. Jangan kamu sakiti orang lain. Bahagiakan selalu orang lain. Kalau kamu tidak mampu berbuat baik, paling tidak jangan menganggu.” Begitu jelas bukan pesan yang disampaikan?

    Pesan moral kedua: Yang di tanamkan novel ini bahwa wanita itu mahal, harus bisa jaga kehormatan diri. tersirat dalam dialog Fahsihah dengan Bagus: “Kata ibu aku cantik, aku sangat menarik bagi laki-laki. Aku sejujurnya takut sekali. Aku yakin diamanati kecantikan ini bukan sebagai hiburan. Aku yakin ini untuk dijaga. Aku yakin masih banyak laki-laki baik. Yang aku khawatirkan laki-laki yang tak baik. Aku belum bisa jaga diri meski sudah sebesar ini” Fashihah menarik nafas panjang.
    
     Pesan moral ketiga: Bahwa ibu adalah tempat curahan hati gadis sebelum ia menikah, sebab ibu yang paling tahu tentang anaknya dan tahu mana yang tebaik untuk putrinya. kembali nasehat murni khas orang tua pada anak gadisnya tersirat pada dialog ibunya Fashihah kepadanya jauh sebelum ibunya meninggal dunia: “Menilai laki-laki mudah, laki-laki baik selalu menghormati wanita dan tidak menjerumuskannya dalam bahaya dunia dan alam baka. Dia akan memuji tapi bukan menggoda, dia akan meninggikan tapi tidak mengada-ada.” Ehem..... udah pada baper belom...? hehehehe....

Harapan untuk terbitan Novel Berikutnya
     Tidak mengerti apakah kisah novelnya yang mudah tertebak atau karena pembaca sudah membaca karya beliau berkali-kali, sehingga terbaca betul alur cerita dan ujung ceritanya.


    Pertama, terbaca pada saat Fashihah mengadukan Bagus pada Nyai pondok karena telah memasuki areal putri karena mengejar maling, sampai akhirnya Fashihah yang memiliki hati lembut bak sutra itu, merasa iba karena bagus mendapat hukuman berat oleh karena aduannya, serasa hukuman tidak setimpal dengan kebaikan yang telah ia kerjakan di waktu yang bersamaan pula dan karena Bagus menjalani hukuman dengan lapang dada, serta menikmatinya, secara berkala timbul benih-benih simpati Fashihah yang datang begitu saja.
   
    Kedua, sosok Bagus yang memiliki suara bagus bakalan di pertontonkan di depan jama'ah ketika membaca al-Qur'an, sangat terbaca karena memang tujuannya hadir ke Pesantren adalah untuk bisa mendapatkan Fashihah, belajar bahasa Arab dan Mengaji, dan satu-satunya langkah yang memang masuk akal untuk bisa di kenal banyak orang, dan di kagumi santriwati adalah dengan tampil memukau dengan kelebihan yang sangat matang.
  
   Ketiga, bagiku pada saat digambarkan wanita hamil berjalan keluar dari gereja bersama Santo, hampir menggambarkan jalan cerita novel ini sampai akhir, tidak seperti novel "Kehormatan Dibali Kerudung" dan "29 JUZ Harga Wanita" yang penasarannya poool...

    Agar tidak berkurang cita rasanya, akan lebih baik jika pembaca menyudahi bacaannya sampai Hakim pengadilan usai ketuk palu, tanda kasus usai dan di tutup. Setelah menemui Bagus Fashihahpun menghampiri, dan memeluk Yuna. Saranku, jangan melanjutkan bacaanya.... Jangan tanya kenapa ya,.. Ikuti saja...

   Akhir Kata, “Kesempurnaan itu tak pernah hadir pada manusia. Manusia selalu diberikan kekurangan agar kesombongannya tak berlebihan.” apabila ada salah kata, salah ketik, membuat penulis novel dan pembaca setia novel ini marah, sakit hati, dan dongkol hati dengan saya. Dengan tulus hati saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semuanya.
    
       Selanjutnya ....... Selamat membaca .....
      
       Wassalamu’alaikum wr. Wb..
Lumut... 
Ahad, 10-03-2019 (22.25 wib)


Subscribe Us

Dalam Feed


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi