Iklan Multipleks Baru

Sunday, April 26, 2020

Hargai Semua Orang; Sebelum Minta Dihargai

Ahad, 26 April 2020
Medan, 03 Ramadhan 1441H


***
Sebisa mungkin hargai semua orang Sebelum dan sesudah berinteraksi, sebab penghargaan yang kamu berikan akan menentukan kualitas dan harga diri kamu sendiri dihadapan orang lain. Dalam hal penghargaan, pada umumnya manusia sangat ingin dihargai dalam 3 hal ini. Pertama pendapatnya, kedua hak dan kewajibannya dan ketiga keberadaannya. 

Pertama: Pendapatnya

Wajar jika pendapat itu selalu berbeda, sebab “rambut boleh sama hitam tapi isi kepala siapa yang bisa menerka”, begitulah pepatah sering disampaikan para leluhur. Pepatah Lainnya juga yang sering disampaikan para orang tua terdahulu:  “Lain lubuk lain ikannya, lain lalang lain ilalangnya, lain tempat lain bahasanya, lain daerah lain budayanya.” Begitulah gambaran para leluhur negeri ini menggambarkan perbedaan pendapat yang memang harus diterima. Dapat dianggap sebagai bentuk kemajemukan kita bersosial, atau bisa dinilai sebagai bentuk multi-etnis dan budaya, tapi karena itulah sudut pandang manusia dalam berpendapat tak jarang selalu berbeda.

Pertanyaannya Apakah perbedaan itu membuat kita bertikai? Saya rasa tidak, makanya tips sederhana, agar diri tidak sakit hati dengan pendapat yang ditolak adalah dengan memunculkan 2 opsi di awal yaitu opsi bisa di terima dan bisa di tolak. Setelahnya harus siap memasang sikap sesuai dengan opsi yang terjadi. 

Pada intinya antara yang berpendapat dan mendengarkan pendapat tetap harus saling menghargai antara satu sama lainnya. Dalam berinteraksi, tetap harus dijaga tutur katanya, jangan terlalu jauh menyinggung hal yang pribadi. Sebatas itulah yang mesti di lakukan di negeri ini, mungkin juga berbeda tradisinya dengan negara lain.

Kedua: Kewajiban dan Hak. 

Dalam kedua hal ini, hampir semua orang pasti ingin dihargai. Kewajibannya apa, tolong jangan diikut campuri dan haknya bagaimana juga tolong jangan dikurang-kurangi. Nampaknya itu cukup adil untuk stadart awal profesionalisme bekerja. Tapi beberap kasus yang terjadi di lapangan saat ini, kewajiban ditambah, dicampuri, dan dikritik sedang hak tidak dilebihkan malah dipermasalahkan dan dikurang-kurangi.

Seorang teman ada yang berlogika sederhana, dengan sebuah pertanyaan ringan, apakah mobil dapat berjalan sekian ratus kilometer dengan hanya 1 liter bensin? Tidak, kalaupun kamu nekat, pasti campur dorong, sama halnya manusia. Kamu jangan mengharapkan perhargaan lebih dari orang lain kepadamu jika kewajiban dan hak yang kamu berikan tidak sesuai, tidak sama porsinya.

Idealnya adalah berikan kewajiban sebagaimana porsinya, tunaikan haknya sebagaimana seharusnya, jika ada kekurangan dikabarkan, jika ada kelebihan diinformasikan dengan halus dan lemah lembut. Manusia makhluk komunikasi ini sangat mengutamakan bahasa sebagai alat tukar yang pas. Sebelum proses Jual beli itu terjadi, lewat tukar-tukaran kata, proses negosiasi terjadi, selanjutnya terciptalah transaksi yang saling diridhoi antara satu dan lainnya insya Allah.

Ketiga: Keberadaannya. 

Jangan sekali-kali memandang wujud seseorang itu tidak ada artinya bagimu, “Boleh menilai orang tapi jangan diucapkan” begitulah kyai Hasan berpesan, sebab kalau kau ucapkan, belum tentu kamu lebih baik dari dia, dan belum tentu dia seburuk dari penilaianmu,  Begitu juga sebaliknya, jika dia terlihat baik, belum tentu kamu lebih buruk dari dia dan belum tentu dia sebaik menurut penilaianmu, maka amannya bersikaplah pertengahan. Berpandanglah positif thingking, dan perbanyaklah diam. Berbicara jika ucapanmu bernilai dan bisa kamu pertanggungjawabkan, dan diamlah jika dalam pendapatmu masih ada keraguan. 

Kamu yang ingin di anggap keberadaannya maka berbuatlah, bergeraklah, bekerjalah, berjuanglah hingga penghargaan itu menemuimu sendirinya. Tapi bagimu pribadi, belajarlah menganggap keberadaan dan karya kerja orang lain. Yakinlah dengan mengakui keberadaan orang lain kamu juga akan di akui dengan sendirinya.

Wallahua’alam, Wallahu’alimum Bima fisshuduur, Wallahu Akbar, Laa haulaa wa laa quwwata illa billahil’aliyyil ‘adzim.

***


0 comments :

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.

Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi