Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI SANTRI

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

CATATAN PINGGIR

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Thursday, February 25, 2016

Darunnajah Melahirkan Bibit Kreatif, Setelah Pelatihan Optimalisasi Website Antar Pondok Se-Indonesia

Penutupan dan sekaligus prosesi pemberian sertifikat dan berfoto bersama Dr.KH. Sofwan Manaf, M.Si (Pimpinan Pondok Pesantren Modern Darunnajah). Jakarta, 22-24 Februari 2016.

Dalam sambutannya beliau menyampaikan: bahwa tidak ada sesuatu yang instan, segala sesuatu butuh proses, maka jangan pernah berhenti untuk berporses. berikut beberapa petikan dari sambutan beliau:

"Ada fenomena perkembangan lembaga akselerasi dengan website socmed dan teknologi. Di pesantren ada sistem rolling personalia, bagus. Hanya  saja kemampuan harus dibangun lagi. Solusinya: Biarkan ahlinya tetap, tapi dia harus kaderisasi terus menciptakan ahli-ahli lainnya."

"Ketua organisasi harus memiliki tim yang baik yang selalu memberi masukan positif dan mengingatkan."

"Lokasi pesantren, ada yang di kota dan ada yang di daerah. Akses berbeda. Internet mampu menembus batas tempat dan waktu, borderless. Informasi dan komunikasi terjadi langsung, realtime."

"Pelatihan website dan media sosial amat sangat penting untuk kalangan pesantren, terlebih lagi yang di daerah."


Website adalah rumah kita di dunia maya, didalamnya terjadi banyak interaksi dan transfer informasi. Media sosial adalah media untuk mempublikasikan konten kita ke masyarakat luas.

Demikian sambutan Pimpinan Darunnajah kepada 43 peserta utusan dari 43 pondok pesantren se-Indonesia. Mengajarkan para pesertanya agar dapat terus aktif, kreatif dan inovatif. Sebab hanya mereka yang kreatiflah yang mampu menghadapi hiruk-pikuk dan dinamika kehidupan sosial bermasayarakat di masa akan datang. 

Tuesday, January 5, 2016

Cita-Cita Terbesarku Ingin Menjadi Lelaki Sholeh Hingga Ku Mati.

    Tak tahu mengapa; kok kelihatannya  indah sekali hidup memperhatikan orang sholeh.  ku pandangi gerak-gerik mereka, santai tapi bersahaja, damai tutur katanya, indah prilakunya, indah perkataannya, tentram melihat pakaiannya, dan kuyakini inilah pancaran keimanan mereka.

    Apakah masih ada pintu untuk gerbang menjadi sosok yang sholeh? kalau masih ada, bolehkah aku izin memasukinya? 

    Kilas balik kehidupan, dalam kurun waktu 24 tahun ini, ntah apa saja yang telah ku lakukan, sekian dosa; ringan ku kerjakan, mungkin karena ku belum tahu imbas/ ganjaran dari perbuatanku. Sebagian kesalahan sengaja ku kerjakan karena menganggap azab Allah tidak akan pernah turun padaku, sebab Allah pasti sayang padaku. Terkadang sikap PDku terlalu berlebih disaat maksiatku jalani, padahal itu kesalahan terbesar yang seharusnya aku malu mengerjakannya.

    Mundur kebelakang, memuhasabahi kehidupanku. terkadang senyum ini indah untuk menatap masa depan tapi kecut melihat masa lalu kelam-gelap yang tersimpan dalam kenangan. Tapi cukuplah yang ada di masa lalu, hanya untuk memoriam masa lalu, sedang masa depan adalah masa untukku berpacu semakin ke depan.

    Tak banyak inginku, tak banyak cita-citaku, rasanya hati ini tak sanggup menahan kerinduan. Hati ini benar-benar rindu pada sosok keshalehan. Jika gerbang masuk shaleh masih terbuka izinkanlah hambamu yang kecil ini memasukinya ya Allah. hamba ini merindukan lindungan Engkau yang hakiki, hamba ini mendambakan pengajaran ilmu langsung dari Engkau ya Ilahi Rabbi, tidak ada keraguan hamba untuk Islammu Ya Allah. Uhibbullah Rabbal'alamiin.

    Ya Allah, Ya Rabbi, cita-cita terbesarku, ingin menjadi lelaki sholeh hingga Engkau memanggilku. Hingga Akhir hayatku di dunia ku ingin slalu menghambakan diri pada Engkau ya Allah. Ridhoilah hamba tuk selalu berjalan di jalanmu, mudahkanlah diri hamba tuk selalu taat padamu, sayangilah hamba sebagaimana Engkau menyayangi orang-orang shaleh sebelumnya, Ya Allah janganlah Engkau timpakan cobaan yang hamba tak mampu menerimanya dan janganlah engkau azab hamba dan keluarga hamba dengan sesuatu yang membuat kufur atas nikmat Engkau, mudahkanlah jalan kami untuk meniti syurgamu, mudahkanlah fokus kami untuk mengejar rahmat dan ridhomu, kepada Allah swt, hamba berserah diri, kepada Allah hamba memohon pertolongan, dan kepada Allahlah hamba pasrahkan hidup mati hamba.

Rumah- Medan Sunggal-, Selasa, 05 Januari 2016.

Saturday, September 26, 2015

Buya Hamka Engkaulah Kakekku.

Menangis hati membaca tulisanmu, bergelora jiwa menikmati setiap kata dari untaian manis kitab-kitabmu, laksana air hujan turun di tengah teriknya siang, lantunan irama tulisanmu menghilangkan dahaga yang mendera.
Rindu rasa hati ingin mengikuti pengajianmu. Ku dengarkan lantunan bait-bait syahdu perkataanmu, ku kumpulkan semua kisah kehidupanmu, sampai kini ku tahu kau adalah adalah insan sholeh yang di turunkan Allah untuk kami yang semoga bisa meniti jejak langkah kakimu.
Pesanmu akan ku jadikan pengobat jiwa kek. Masih ku ingat bait demi bait: "yang diobat ialah yang sakit. Kesehatan jiwa tak ubah dengan kesehatan tubuh kasar jua, diukur panas dan dinginnya. Misalnya, panas manusia yang biasa ialah 36-37, lebih dari itu terlalu panas, dan kurang dari itu terlalu dingin. lebih atau kurang dari 36-37 menunjukkan kesehatan badan telah hilang. Haruslah cukup pada jiwa 1 kesehatan: 
1. Syaja'ah, berani pada kebenaran, takut pada kesalahan.
2. 'Iffah, pandai menjaga kehormatan bathin.
3. Hikmah, tahu rahasia dari engalaman kehidupan.
4. 'Adaalah, adil walaupun kepada diri sendiri"
(4 sifat inilah pusat dari segala budi pekerti dan kemuliaan. dari yang 4 inilah timbul cabang yang lain-lain. Dan itulah  keempat-empatnya yang dinamai keutamaan)"  p. 149
Ingin ku lihat langsung raut wajahmu. Ku baca guratan ketegaran dalam tulisanmu. ku saksiakan sosok karang yang bertahan di tengah tabrakan badai ombak yang terus berganti menghujam, ku ingin belajar dan terus belajar darimu kek. tentang semua bekal kehidupan yang seharusnya aku gunakan untuk menghadapi dunia dengan segala dinakamikanya.
Karyamu indah, jiwamu hidup walaupun kau telah tiada. Itulah kehebatan dan luar biasanya dirimu, engkau adalah suri tauladan yang tak lekang oleh waktu. 
Kek, dari harta peninggalan buku dan tulisanmu aku belajar pemikiran dan pola pikirmu. semoga aku kelak bisa sepertimu dari lahir dan batinku, dari semangat dan juangku, dari ibadah dan ketaatanku, dari lubuk hati terdalam aku ingin bercerita tentangku diatas pangkuanmu kek.
Kek, cucumu boleh bertanya padamu kek? Apakah boleh ku habiskan masa mudaku untuk mengejar semua angan dan impianku kek? Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa menjadi seperti yang aku inginkan. Aku ingin mengejar apa yang aku cita-citakan, aku ingin menjalani hidupku sesuai yang selama ini aku rencanakan. Cucumu merindukan engkau yang luar biasa.


Medan Sunggal, 26 September 20
15
cucu rindu kakek.

Saturday, September 12, 2015

Aku Bukan Penulis Hanya Ingin Bercerita.


Satu yang bisa ku lakukan hanya bercerita. Aku berkisah tentang banyak kejadian, tlah ku alami beribu halang rintang, tidak satupun yang aku tahu maknanya. Sampai ku putuskan untuk mencari makna dari setiap hidup yang telah aku jalani yang kini telah 24 tahun berlalu.

Ku cari-cari apakah kelebihanku, ku cari lagi dimanakah kelebihanku, sampai akhirnya aku menganggap yang ada di dalam diriku semuanya biasa, aku bukanlah siapa-siapa, tidak ada yang bisa dibanggakan dari diriku, tidak mampu memberi apa-apa selain hanya sebuah hal yang biasa.

Lama aku bergelut dengan prasaan yang semraut ini, tapi lambat laun aku sadar dan tahu bahwa apa yang aku kerjakan ini adalah kesalahan besar yang sama sekali tidak boleh aku tumbuh kembangkan.

Ada sebuah istilah yang berucap “Air laut asin sendiri, kalau tidak mengasini sendiri siapa lagi” sebuah hipotesa dari perjalanan hidupku yang baru sesaat, ternyata hidup ini, tidak lebih dari perjuangan yang harus memiliki sikap mental percaya diri yang kuat. 

Orang minder akan melihat orang yang percaya diri itu sombong, tapi orang yang memiliki semangat juang dan jiwa kompetisi akan mengatakan itu adalah sikap modal pertama keberhasilan.

Sampai saat ini aku juga tidak mengetahui apa sebenarnya aku, di manakah letak kelebihanku, yang aku tahu aku hanya suka menulis, suka merangkai puisi, mendokumentasikan sesuatu yang ku anggap unik, mengunjungi pantai, menikmati suasana hening damai, aku suka desain, aku suka menggambar, aku suka gitar, aku suka buku-buku motivasi, aku suka movie survival dan banyak hal yang aku suka, sampai aku sendiri bingung di mana letak kelebihanku sebenarnya.

Sekarang karena aku bukan siapa-siapa, sudihkan pembaca membantu aku untuk menilai dan memberikan aku masukan.

Sebenarnya siapakah aku?

Apakah kelebihanku? 

Dimanakah bidang yang bila ku kembangkan akan membahagiakan orang di sekelilingku? 

Apakah yang harus aku lakukan agar setiap yang mengingat namaku selalu bangga pernah mengenal diriku?


Banyak hal yang aku dapatkan di atas perahu yang telah berlayar 24 tahun ini. Satu diantaranya pelajaran yang sangat berarti bagiku. 

"Bahwa sehebat apapun kita, sekaya apapun orang tua kita, seluas apapun ilmu yang kita punya, tetap selama label manusia masih tertempel di kening kita, seyogyanya tidak boleh berhenti belajar dan tidak henti-henti untuk mencari jati diri. Sebab jati diri itu bukan harga mati yang harus dijunjung tinggi, melainkan proses dari sikap mental yang harus dimuhasabahi, karena boleh jadi selama ini kita salah menempatkan diri, sehingga menghasilkan out put yang juga masih ambigu."

Menurutku jati diri harus terus di upgrade setiap hari. ialah kelak yang akan menentukan bagaimana nilai diri ini, pada akhirnya nilai diri tersebutlah yang harus di pertahankan sampai mati. Biasa di sebut orang-orang “Harga Diri”

Sebagian ada yang berteriak, aku telah menemukan jati diriku, inilah aku dengan segenap kekurangan dan kelebihanku. Kalau itu memang benar adanya, syukur alhamdulillah selalu kita senandungkan. Namun jika tidak, segeralah sadar, perjalan hidup masih panjang; belum terlambat jika ingin memutar arah sambil terus berdo’a semoga ajal tidak segera menjemput nyawa.

Faktanya banyak dari kita masih berkutat dalam identitas bukan jati diri. 

Bukankah identitas kita selalu berubah seiring bertambahnya usia? 

Sejak awal lahir berstatus bayi; memiliki keahlian tangis yang membuat orang-orang sekeliling perhatian, berubah ke identitas anak-anak, remaja, berkeluarga; mulai memiliki identitas baru. Suami/istri, punya anak mulai menyandang kata-kata ayah/ibu, sampai memiliki cucu, menjadi kakek dan nenek, dan kelak ketika menerima jemputan malaikat Izrail menjadi sebutan almarhum/almarhumah. Ketika itu identitas kita berhenti sebagai makhluk yang telah menyelesaikan misi hidupnya sebagai identitas yang selalu berubah di bumi ini.

Jika aku katakan aku bukan penulis.
Aku hanya ingin bercerita.
Apakah aku boleh bercerita untuk kisahku yang berbeda?



Saturday, February 7, 2015

Menapaki Awal Perjuangan Intelektual

Juma’t, 06 Februari 2015

Pelepasanan adalah tradisi pondok setiap kali ada keberangkatan romobongan. Salah satunya rombongan PKU yang dipimpin langsung dengan Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi. Dalam pesannya beliau mengatakan: “Jangan mudah-mudah emosi ketika persentasi, sebab  jika tidak emosi logika akan kuat;  sedang jika tidak ia akan menjadi ngadat/terhenti. Ketika persentasi, pembicara harus menyesuaikan dengan keadaan audiens jika audiensnya anak-anak bagaimana, jika anak pondok bagimana, jika menghadapi orang luar bagaimana. Dengan pesan itu kami mengetahui kapan sekedar hikayah bisa menjadi lebih bermakna, dan kapan isu pemikiran menjadi isu pembicaraan yang menarik dan kapan juga   Dilanjutkan 2 pesan penting dari Dr. Dihyatun Masyqon: “Pertama. Harus meluruskan niat. Kedua. Anggap semua yang akan terjadi nanti adalah sebuah perjuangan.” Dan sebagai penutup. Ust. Khoriul Umam.menambahkan bahwa “saat ini adalah titik puncak kedekatan antar antum akan benar-benar terjalin, jika dulu hanya sekedar dekat saat seperti ini akan menjadi lebih dekat” dan terkhir beliau menambahkan dalam hal teknis seperti: keharusan moderator adalah dari rombongan kita. Dengan tujuan kitalah nanti yang akan menguasai panggung. Begitulah nasehat awal keberangkatan. Dari 3 fungsionaris aktif pascasarjana Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor .Jum’at, 06/02.

Makan malam kami adalah makanan yang sederhana. Sebuah warung pinggir jalan “Pecel Lele “Putri Pertama” Jl. Raya No. 159 Kd. Mulyo Nganjuk. Tlp. 0358-551022” memberikan menu biasa yang cukup nikmat di lidah. Nasi putih, daging bebek goreng dan ayam goreng diletakkan di atas piring bata tradisionil yang di penuhi sambal ulek, dan 3 potong timun seger, tak lupa pula apapun makanannya minumnya tetap es jeruk. Namun disini bukan makanannya yang jadi inti tapi keserasian makanannya itu yang unik. Intruksi Bana (Koordinator rombongan) “ust. Kita makannya harus muttafaq tidak boleh ada ikhtilaf” hehehe... nampaknya perkara qoth’i dan tsubut bakal bertambah nie.

Perjalanan kami hari ini cukup panjang. Berangkat dari jam 15.30WIB. sampai ke tujuan tepat pukul 00.08WIB. perjalanan sekitar 8 ½ jam lebih. Bercerita tentang perjalanan tadi selaku penikmat jalanan yang di dalam bus, kami hanya mampu menyaksikan suasanan lalu lintas yang terkadang macet, awan mendung, di beberapa tempat turun hujan. Hingga awan gelap menguasai langit; matahari hilang terbitlah rembulan. Perjalanan panjang yang cukup mengasikkan. Dan Alhamdulillah kami semua saat ini telah sampai di tujuan.

Hikmah perjalan hari ini: “Kebersamaan akan semakin kental, ketika kita merasa sama sepenanggungan; senang kita gembira, sedih kita saling menghibur sesama”. “Amiin... Allahumma amin, Mudah-mudahan langkah perjalanan ini menjadi langkah awal kalian menjadi orang yang besar” mengutip pesan Dr. Dihyatun saat pembekalan.


Monday, January 12, 2015

Pengalaman Menjadi Khatib di Mimbar Masjid ISID Gontor; Fadhilah Hari Jum’at



Khutbah Pertama:
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.  يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. أما بعد

أَيُّهَا المُصَلّوْنَ رَحِمَكُمُ الله إِنْ شَاءَ الله
في مُحْكَمِ كِتَابِهِ:{ياَ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ{9} فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ}{10}(سورة الجمعة).

فِيْ هذِه الآيةِ الْكَرِيْمَةِ يَأْمُرُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عِبَادَهُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِذَا سَمِعُوْا نِدَاءَ يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَنْ يَسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى، إِلَى عِبَادَةِ اللهِ تَعَالَى، إِلَى أَدَاءِ صَلاَةِ الْجُمُعَةِ وَأَنْ يَدَعُوا الْبَيْعَ وَالشِرَاءَ فَإِنَّ ذلِكَ خَيْرٌ لَهُمْ وَأَرْجَى لَهُمْ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَعْوَدُ عَلَيْهِمْ بِالْبَرَكَاتِ وَالْخَيْرَاتِ وَالْحَسَنَاتِ، فَإِذَا أَدَّوُا الصَّلاةَ وَفَرَغُوْا مِنْهَا فَلْيَنْتَشِرُوْا فِي اْلأَرْضِِ لِقَضَاءِ مَصَالِحِهِمْ وَلْيَطْلُبُوْا مِنْ فَضْلِ اللهِ تَعَالَى فَإِنَّ الرِّزْقَ بِيَدِ اللهِ وَحْدَهُ وَهُوَ الْمُنْعِمُ الْمُتَفَضِّلُ الَّذِيْ لاَ يُضِيْعُ أَجْرَ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً صَالِحًا مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ فَمَنِ الْتَزَمَ ذلِكَ نَالَ ثَوَابًا عَظِيْمًا وَحَازَ أَجْرًا مُفَضَّلاً عَمِيْمًا، وَمَنْ لمَ ْيَفْعَلْ فَقَدْ فَوَّتَ عَلَى نَفْسِِِهِ هذَا الْفَضْلَ الْكَبِيْرَ فَإِنَّ فَرِيْقًا مِنَ النَّاسِ يُؤْثِرُوْنَ الدُّنْيَا الْفَانِيَةَ عَلَى اْلآخِرَةِ البَاقِيَةِ وَيَنْصَرِفُوْنَ إِلَى مَتَاعٍ زَائِلٍ فَيُشْغِلُهُمْ ذلِكَ عَنْ أَدَاءِ صَلاَةِ الْجُمُعَةِ بِغَيْرِ عُذْرٍ فَيَكُوْنُوْنَ بِذلِكَ قَدْ وَقَعُوْا فِي الْوِزْرِ لِأَنَّ تَرْكَ الْجُمُعَةِ بِغَيْرِ عُذْرٍ مِنَ الْأَعْذَارِ الْمُسْقِطَةِ لِوُجُوْبِهَا عَنِ الْمُؤْمِنِ حَرَامٌ وَالْعِيَاذُ بِاللهِ تَعَالَى.

فَمَا بَالُ أُنَاسٍ تَفُوْتُهُمُ الْجُمُعَةُ بَعْدَ الْجُمُعَةِ فَلاَ يُحَاسِبُ الوَاحِدُ مِنْهُمْ نَفْسَهُ بَلْ يَغْرَقُ فِي الْمَعَاصِي وَالْمُوْبِقَاتِ فَلْيَتَدَارَكْ مَنْ كاَنَ هذَا حَالُهُ نَفْسُهُ بِالتَّوْبَةِ إِلَى اللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَلْيَكُنْ حَرِيْصًا عَلَى أَدَاءِ صَلاَةِ الْجُمُعَةِ وَسِمَاعِ الْمَوْعِظَةِ وَاْلإِرْشَادِ مِنَ الْخَطِيْبِ لِيَسْتَنِيْرَ قَلْبُهُ بِنُوْرِ الْهُدَى وَتَطِيْبَ نَفْسُهُ بِكَلاَمِ الْخَيْرِ وَيَسْتَفِيْدَ مِنْ بَرَكَاتِ الْجُمُعَةِ فَإِنّهُ لاَ يَخْفَى أَنَّ لِلْخُطْبَةِ اْلأُسْبُوْعِيّةِ وَالتَّذْكِيْرِ وَاْلوَعْظِ اْلمُتَكَرَّرِ أَثَرًا عَظِيْمًا فِيْ إِصْلاَحِ النُّفُوْسِ وَتَقْوِيْمِ اِعْوِجَاجِهَا، وَصَلاَةُ الْجُمُعَةِ تَزِيْدُ اْلمُجْتَمَعَ الإِسْلاَمِيَّ تَرَابُطًا وَتَآلُفًا يَلْتَقِيَ فِيْهَا أَفْرَادُهُ عَلَى الْخَيْرِ وَيَتَعَاوَنُوْنَ عَلَى اْلبِرِّ وَالتّقْوَى فَيَتَفَقّدُ أَحَدُهُمُ الْغَائِبَ وَيُعِيْنُ الْمُحْتَاجَ وَيَعُوْدُ الْمَرِيْضَ وَيُصْلِحُ بَيْنَ الْمُتَخَاصِمِيْنَ وَيَبْذُلُ النَّصِيْحَةَ لِلْمُقَصِّرِيْنَ وَيَتَعَلّمُ اْلآدَابَ اْلإِسْلاَمِيّةَ الرَّاقِيَةَ الَّتِيْ تَكُوْنُُ ثَمْرَتُهَا اْلأَمَانُ وَالسَّلاَمُ فِيْ الْمُجْتَمَعِ .

وَلْيَعْلَمْ إِخْوَةَ اْلإِيْمَانِ أَنَّ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ فَضَائِلَ عَظِيْمَةً وَمَزَايَا عَدِيْدَةً وَرَدَتْ فِيْ أَحَادِيْثِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمِنْ ذلِكَ مَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ" وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قالَ: "الصَّلَوَاتُ الخمسُ, والْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ, وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ, مُكَفِّرَاتٌ, لِمَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ اْلكَبَائِرَ" رواهُ مسلمٌ .

فَأَيُّ خَيْرٍ هذَا وَأَيُّ بِرٍّ وَغَنِيْمَةٍ تَحُوْزُهَا أَخِيْ المُسْلِمَ إِنِ الْتَزَمْتَ بِمَا جَاءَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فِيْ أَمْرِ الْجُمُعَةِ فَأَدَّيْتَهَا عَلَى وَجْهٍ صَحِيْحٍ وَكَمْ هُوَ أَحْسَنُ وَأَحْسَنُ أَنْ تَحْرُصَ أَيْضًا عَلَى مُرَاعَاةِ تَطْبِيْقِ السُّنَنِ وَاْلآدَابِ فِيْ هذَا اْليَوْمِ اْلعَظِيْمِ الْمُتَعَلِّقَةِ بِهذِهِ الْفَرِيْضَةِ الْعَظِيْمَةِ فَتَغْتَسِلَ وَتَلْبَسَ ثِيَابًا بَيْضَاءَ نَظِيْفَةً وَتَجْعَلَ عَلَى بَدَنِكَ الطِّيْبَ وَتُكْثِرَ مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُبَكِّرَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَتَعْتَكِفَ فِيْهِ لِلّهِ تَعَالَى مُنْتَظِرًا الصَّلاةَ فَتُفَرِّغَ قَلْبَكَ مِنْ شَوَائِبِ الدُّنْيَا وَتَجْعَلَ رَغْبَتَكَ طَاعَةَ اللهِ وَمَرْضَاتَهُ ثُمَّ تَنْصَتَ لِلْخَطِيْبِ بِسَكِيْنَةٍ وَوَقَارٍ وَقَلْبٍ حَاضِرٍ وَاعٍ مُدْرِكٍ لِمَا يُقَالُ لِتَكُوْنَ اْلمَوْعِظَةُ فِيْ نَفْسِكَ أَبْلَغَ .

فَعَنْ سُلَيْمَانَ اْلفَارِسِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَومَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّيْ مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يَنْصَتُ إِذَا تَكَلَّمَ اْلإِمَامُ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ اْلأُخْرَى" رواهُ البخاريُّ .

فَيَا أَخِيْ اْلمُسْلِمَ كُنْ حَرِيْصًا عَلَى حُضُوْرِ صَلاَةِ الْجُمُعَةِ، حَرِيْصًا عَلَى التَّبْكِيْرِ إِلَيْهَا، حَرِيْصًا عَلىَ مُرَاعَاةِ الآدَابِ وَالسُّنَنِ اْلمُتَعَلِّقَةِ بِشَأْنِهَا، وَافْعَلِ الْخَيْرَ فَإِنَّ طُرُقَ الْخَيْرِ كَثِيْرَةٌ، وَاعْلَمْ مَعَ مَا ذُكِرَ أَنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ هُوَ أفضلُ أَيَّامِ اْلأُسْبُوْعِ عَلَى الإِطْلاَقِ وَأَشْرَفُهَا فَقَدْ رَوَى مَالِكٌ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي اْلمُوَطَّإِ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيْهِ خُلِقَ ءَادَمُ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنّةِ وَفِيْهِ تِيْبَ عَلَيْهِ وَفِيْهِ مَاتَ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ". وَرَوَى أَبُو دَاوُدَ فِيْ سُنَنِهِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ أَفْضَلَ أَيَّامِكُمْ يَوْمُ الْجُمُعَةِ".

أَيُّهَا المُصَلّوْنَ رَحِمَكُمُ الله إِنْ شَاءَ الله
فَيَوْمُ الْجُمُعَةِ إِذَنْ هُوَ أَفْضَلُ أَيَّامِ اْلأُسْبُوْعِ كَمَا أَنَّ أَفْضَلَ أَيَّامِ العَامِ يَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ الْجُمُعَةِ هُوَ يَوْمُ عِيْدٍ لِلْمُسْلِمِيْنَ، هُوَ خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ وَفِيْهِ سَاعَةٌ يُجَابُ فِيْهَا الدُّعَاءُ كَمَا جَاءَ فِي اْلحَدِيْثِ الصَحِيْحِ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ اْلإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاةُ . فَعَنْ أَبِيْ بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنهُ قاَلَ : "قَالَ لِي عَبْدُ اللهِِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ قَالَ: قُلْتُ نَعَمْ سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ : هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ اْلإِمَامُ إِلَى أنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ " رواه مسلمٌ .

اللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِلطَّاعَاتِ فِي هذَا الْيَوْمِ الْعَظِيْمِ وَاسْتَجِبْ دُعَاءَنَا بِحَقِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عليهِ وسَلَّمَ  يآأَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ .

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.










Khutbah ke dua
الحَمْدُ لِلّهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَ الشُّكْرِ لَهُ عَلَى توفيقِه و امْتِنَانِهِ، أشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه تَعْظِيْمًا لِشَأنِهِ وَ أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلَى رِضْوَانِهِ. اللّهُمّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هذَا النَّبيِّ الكرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلى يَوْمِ الدّيْنِ. أمَّا بَعْد

Kaum muslimin yang berbahagia ..

        Hari Jumat mempunyai kedudukan tersendiri di dalam Islam, baik dari sisi keutamaan, sejarahnya dan juga disyariatkan amal-amalan sunnah yang berlipat ganda pahalanya. Diantara hadits dan riwayat yang menyebutkan hal tersebut antara lain :

Hari Jumat sebagai Hari Terbaik dan bersejarah

        Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: (Hari terbaik terbitnya matahari adalah pada hari jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu tersebut dia dikeluarkan dari surga) (HR. Muslim).
       
 Kemudian, Hari Jumat sebagai Hari Raya bagi kaum Muslimin

        Di antara keutamaan hari Jumat adalah Allah subhanahu wata'ala menjadikan hari tersebut sebagai hari raya pekanan bagi kaum muslimin. Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya hari ini adalah hari raya, Allah menjadikannya istimewa bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang akan mendatangi shalat jum’at maka hendaklah dia mandi”. (HR. Ibnu Majah)

Dan selanjutnya hari jumat adalah Hari yang dipenuhi dengan doa yang mustajabah

        Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhhiyallahu a'nhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya pada hari jum’at terdapat satu saat tidaklah seorang muslim mendapatkannya dan dia dalam keadaan berdiri shalat dia meminta kepada Allah suatu kebaikan kecuali Allah memberikannya, dan dia menunjukkan dengan tangannya bahwa saat tersebut sangat sedikit. ( HR. Muslim no: 852 dan Al-Bukhari no: 5294)

Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahan bagi kita dalam mengisi dan mengoptimalkan amalan-amalan baik pada hari Jumat yang mulia ini.

فَاعْلَمُوْا أنّ الله َأمَرَكُمْ بِأمْرٍ بَدَأ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَ ثَنىَّ بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ فَقَالَ عَزَّ مَنْ قَائِلِ إِنَّ الله َوَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلى النّبِي يَأيّهَا الّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى نَبِيَّنَا مُحَمَّد و عَلَى آلِهِ وَ صَحَابَتِهِ وَ مَنِ اهْتَدَى بِهَدْيِهِ وَ اسْتَنَّ بِسُنّتِهِ إِلى يَوْمِ الدِّيْنِ. ثُمَّ اللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَ عُمَر و عُثْمَان و علي و على بَقِيّةِ الصَّحَابَة وَ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ عَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الأمْوَات.
اللّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَ المُسْلِمِيْن وَ أهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِيْن وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أعْدَاءَ الدِّيْن
اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَ شُكْرِكَ وَ حُسْنِ عِبَادَتِك
اللّهمَّ إِنَّا نَسْألَُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَ العَفَافَ وَالغِنَى وَحُسْنَ الخَاتِمَةِ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لنَاَ وَلِوَالِدِيْنَا وَ ارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا
ربَّناَ هَبْ لَنَا مِنْ أزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَاتِنَا قُرَّةَ أعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلمُتّقِيْنَ إِمَامًا
ربَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أنْتَ الْوَهَّاب
رَبَّناَ آتِنَا فِي الدُّنياَ حَسَنَةً وَ فِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى و يَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اسْألُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ




Sunday, January 11, 2015

Catatan Sore

Sore adalah waktu santai penuh senyum di tunggu-tunggu banyak orang. Terakhir ku mendengar orang-orang pergi ke pantai melihat sunsite; itu sore.  Setiap  bulan puasa, senin-kamis perencanaan membeli ta’jil berbuka; sekali lagi dibeli setiap sore. Ketika hawa panas siang mulai membumbung orang-orang selalu berucap; enaknya nanti sore minum air degan ni ah…. Sekali lagi itu sore. Jadi sore adalah waktu santai multiaktifitas. Sore adalah sumber inspirasi. Waktu termahal yang di berikan Allah setiap harinya. Pernah merasakan udara? Nah, seperti itulah permisalannya.

          Sore itu ku pilih berduduk santai di bangku depan kamar, sambil menatap indahnya mentari sore, ku tuliskan bait-bait jawaban dari pertanyaan yang bersemanyam di benakku, berikut dia:

 Siapakah orang yang berhasil itu?
Ku ingin mengatakan bahwa di balik ciri tanda orang berhasil  adalah kumpulan orang biasa yang memilih menjadi luar biasa bukan memilih sama atau di bawah rata-rata. Mereka melakukan APA YANG SEHARUSNYA DIKERJAKAN, bukan apa yang mereka mau lakukan. Proses belajar tiada henti menjadikannya produktif, proaktif, aktif dan tidak pasif. Terlatih berfikir inovatif dan kreatif dalam mengambil keputusan. Mereka lebih tertarik pada apa yang efektif ketimbang pada apa yang mudah tapi hanya fiktif. Dan Rajin serta disiplinlah satu-satunya prinsip progresif kehidupannya. [Demikian keberhasilan membeberkan resep rahasia merayu mendapatkan hatinya].

Dimanakah diri Anda seharusnya ?
Teringat perkataan kakakan kelas dari Gersik “Setiap kali ada orang yang berbicara tentang apapun itu; seperti seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, uji keterampilan, uji skills atau bahkan ketika menghadapi penilaian orang terhadap saya sekalipun. Saya selalu memberi ruang pada diri saya sendiri. tidak akan terpengaruh. Hingga akhirnya kemampuan menyaring nilai postif dan negative terbangun. Yang baik bisa di ambil, sedangkan yang buruk bisa di buang. Sebab tidak bisa dipungkiri. Setiap orang tidak semuanya memiliki jalan hidup yang sama. Masing-masing berbeda kisahnya, berbeda juga masalahnya. Maka tak heran cara pandang dan cara menjalani hidupnya juga berbeda. Karena memang diri sendirilah yang lebih mengetahui diri pribadi.

Saya harus bagaimana?
Saya bukan orang hebat. Saya tidak punya beribu kesempurnaan. Satu pekerjaan yang saya wajibkan hanyalah menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Dan berusaha mencapai apa yang telah saya inginkan. Kebahagiaan saya sebenarnya adalah ketika mampu untuk terus belajar. Sebab nikmatnya pencapaian tidak saya rasakan kecuali dari proses yang begitu pahit. Teringat satu pesan dari pengelana kehidupan “Kalian disebut gagal jika kalian berhenti sebelum sampai tujuan. Demikian juga sebaliknya. Disebut berhasil manakala tujuan tercapai. dan sebaik-baik keberhasilan adalah keberhasilan yang bisa dirasakan orang lain.

UNIDA, 10 Januari 2015. 17.30WIB 

Friday, January 2, 2015

Gender dan Demokrasi

Buku seri Demokrasi ini diterbitkan oleh program sekolah demokrasi yang diselenggarakan atas kerjasama public Policy Analysis and Community Development Studies (PLaCID’s) Averroes dan komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID). Bertujuan untuk membantu masyarakat menemukan jati dirinya secara otonom dengan memberikan bantuan pemahaman atas segala problema yang terjadi dalam bingkai social-budaya. Selain itu untuk memberikan dasar-dasar pemahaman yang kritis dan untuk membangun wacana yang mandiri di dalam masyarakat agar mereka bisa mengelola segenap persoalannya sendiri tanpa ada intervensi atau campur tangan secara paksa dari pihak-pihak lain.

            Setelah dibuka dengan kata pengantar dari Heri Setiono sebagai Koordinator Program Sekolah Demokrasi, ia menyatakan buku ini sebagai bagian dari upaya untuk membangun wacana kritis rakyat dalam hal interaksi penting antara perjuangan gender dengan gerakan demokrasi. Kemudian di jelaskan dalam hal yang sama dengan Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. dengan cara menjelaskan Konsep Dasar dan Perbedaan antara Seks dan Gender, Variasi Makna Gender, Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender, dan beberapa sub judul lainnya, yang akhir kata pengantarnya beliau menyampaikan bahwa dengan berkembangnya masyarakat, peran-peran yang dijalani oleh perempuan dan laki-laki tidak lagi hanya ditentukan oleh kebudayaan, tetapi juga oleh ideologi yang dominan pada suatu masa dan oleh faktor-faktor sosial, politik dan bahkan juga ekomoni.

            Buku yang dijadikan satu tema ini, bisa dikatakan juga Bunga Rampai, karena pada tiap bagiannya memiliki seorang penulis sendiri yang menjelaskan secara lebih mendetail. Dibagian pertama dari buku ini tersaji tulisannya Happy Budi Febriansih berjudul “Isu Gender Dan Demokrasi”. Bagian kedua, tentang “Pengarusutamaan Gender Dalam Perspektif Pembangunan Nasional” oleh Childa Maulina. Bagian ke 3, M. Miftah  Wahyudi menjelaskan tentang “Gender dan Pendalaman Demokrasi Multikultural”. Bagian 4, Siti Nurhidayati menjelasakan tentang “KDRT dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Perempuan dan Kekerasan Di Indonesia”. Bagian 5, Zulvina Nurida Anom memberikan prosentase berkaitan tentang “Anggaran Responsif Gender Di Kabupaten Malang”
           
            Ketika membaca kata pengantar tampak bahwa tulisannya teramat sangat menyodorkan sisi perbedaan-perbedaan antara lelaki perempuan. Baik itu dalam hal sosial, budaya, bahkan antara fitrah penciptaan laki-laki dan perempuan itu sendiri. Terkesan memberikan fakta bahwa wanita teramat sangat tertindas dari segala aspek, padahal tidak demikian jika kita tinjau dari sisi agama, betapa mulianya wanita dalam pandangan agama Islam dan juga betapa tingginya derajat pria di gambarkan di sana sebagai sosok yang bertanggungjawab memperhatankan hidup keluarganya.

            Dari kajian buku ini, tampak beberapa hal hilang, kurang banyak menjelaskan tentang kesamaan dan keserasian yang harus di paparkan dari itu semua, terutama dari sisi syariat agama, maka untuk pembaca pemula di sarankan untuk membaca pengantar buku tentang pengertian gender, sejarahnya dan juga kajian feminisme sebelum membaca buku ini, bertujuan agar dapat seimbang untuk menilai satu permasalahan berdasarkan pondasi yang jelas. Tidak baru mendapatkan pengertian gender disini.  


Judul buku    : GENDER dan DEMOKRASI
Penyunting      : Saiful Arif
Pengarang       : Happy Budi Febriasih
Penerbit           : Malang, Averroes Press
Cetakan           : Pertama, Januari 2008

Tebal               : 113 Hlm, 14x21 cm

*Sumber Foto: http://www.simpuldemokrasi.com/wp-content/uploads/simpuldemokrasi/cover-buku-sekolah-demokrasi/8.jpg

Subscribe Us

Dalam Feed


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi