Iklan Multipleks Baru

Wednesday, October 19, 2022

Setelah Memperingati 40 Tahun Kesyukuran Lalu Apa Lagi?

 


Taharrak Fa Inna Fil Harokati Barokatun.


Alamiah alam adalah perubahan, alamiahnya perubahan itu adalah berubah, maka jika ditanya apa sesuatu yang absolut di dunia ini? Selain Allah swt sang maha pencipta, yang abadi adalah perubahan itu sendiri.

Maka perubahan yang dipicu oleh pergerakan harus dipahami betul, bentuk dan arahnya. Harapannya dengan itu, dapat menjadi bangsa yang supel akan perubahan dan akrab dengan penyesuaian, untuk wajah yang lebih baik di masa depan.

Memperingati kesyukuran adalah kebahagiaan yang tiada tara bagi civitas di dalam pondok, tidak terkecuali bagi semua yang merasa memiliki pondok ini, namun perlu diingat kiranya jika nikmat terus disyukuri maka akan diberi nikmat yang lebih lagi, sudah siapkah diri dengan nikmat yang lebih besar? Jangan-jangan tidak siap, jangan-jangan tidak kuat, jangan-jangan bisa berubah niat, jangan-jangan berubah ketulusan, berubah orientasi pemikiran, berubah hal yang telah baik dari pakem sebelumnya. Na’uzubillah tsumma Na’uzubillah.

Maka menurut penulis sendiri untaian kata “Taharrak Fa Inna Fil Harokati Barokatun.” Kiranya hadir sebagai jawaban bijak, syarat kental value kepesantrenan,  memiliki nilai luhur yang mudah diterapkan bagi mereka yang khusyu’.

Ibaratkan lari marathon peringatan 40 tahun ini adalah garis start yang telah dibuka. Maka sedetik disahkan ulang tahun pondok; saat itu juga lari marathon sudah harus dimulai! Jangan tertinggal dengan peserta lain, sebab kita mulai di garis start yang sama, meski lambat pastikan tetap berlari. Meski berjarak pastikan terus bergerak. Meski kebingungan, insafkanlah diri untuk terus rajin bertanya pada guru yang mumpuni. Jangan malu bertanya karena itu nisyful ‘ilmu, dan jangan congkak tak ingin bertanya, seolah mampu mengatasinya sendiri. Sadarlah di atas langit masih ada langit, jangan merasa di atas langit, tidak ada manusia yang memiliki sayap, sehingga bisa terbang bebas di langit, yang ada kaki, maka sadarlah kaki masih memijak Bumi. Bersikaplah membumi, bukan melangit nan tinggi.

Sebelum akhir, kiranya penulis bertanya kembali. SETELAH MEMPERINGATI 40 TAHUN KESYUKURAN, APALAGI?

Jawaban tuan-tuan, jawaban puan-puan adalah jawaban terbijak yang kiranya bisa memberikan banyak perbubahan dan perbaikan bersama. Semoga... Aamiin... Waallahu A’alam.

 

 

 

4 comments :

Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.

Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi