Iklan Multipleks Baru

Friday, February 18, 2022

Sudah Terjawabkah Pertanyaanmu?


**

“Tidak perlu kita tahu apa yang akan terjadi nanti. Yang kita perlukan hanyalah satu perkara, yaitu menguatkan hati dengan iman, menebalkan perasaan dengan sabar, menimbang ukuran budi dengan syukur. Sekiranya “Pendirian” ini sudah ada pada hidup kita, apa perlunya lagi kita mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari? Bukankah kita wajib berani menempuh hidup, sebagaimana orang-orang yang putus asa berani menempu mati. Sebab itu, yakin sajalah bahwa di dalam medan hidup ini kita harus bertemu kesusahan, penderitaan, keluhan, ratapan, dan tangisan. Namun, semua liku onak, dan duri itu, amat sedikit jika dibandingkan dengan nikmat yang dilimpahkan Allah swt kepada kita!”
[Prof. Dr. Hamka]

**

Buku 1001 soal kehidupan merupakan gabungan dari dua buku yang pernah diterbitkan, yakni buku Membahas Kemusykilan Agama dan 1001 Soal-Soal Hidup. Buku ini tidak hanya berisikan hukum-hukum agama dalam menyikapi berbagai persoalan yang diajukan, melainkan juga menyinggung tentang kemasyarakatan, sejarah, dan kebudayaan. 

 

Buku 1001 Soal Kehidupan dihadirkan dengan harapan agar pembahasan-pembahasan yang terdapat di dalamnya dapat menjadi tambahan ilmu dan menjadi rujukan kala kita menemukan persoalan yang sama dalam keseharian kita. Buku ini berisi kompilasi dari jawaban-jawaban Buya Hamka atas pertanyaan-pertanyaan pembaca yang disampaikan di Majalah Gema Islam dan Majalah Panji Masyarakat. Berbagai pertanyaan masih relevan dengan isu, dengan persoalan kontemporer yang marak terjadi saat ini, seperti persolaan Ahmadiyah, ilmu-ilmu kebatinan, meramal nasib dan pergi ke dukun, perceraian dan poligami, termasuk janji-janji yang “dipaksakan” saat kampanye politik berlangsung.

 

Sebagai contoh pada halaman 467 dijelaskan tentang tanya jawab seputar fitnah. Bagaimana bersikap terhadap fitnah? 

 

Adapun fitnah yang diartikan dengan banyak maksud seperti percobaan, hura-hura, perebutan kekuasaan dan politik, layaknya ombak besar dan gelombang besar, yang selalu pasang naik dan pasang turun semuanya itu adalah bagian dari kebiasaan dunia ini. Terutama dunia jahiliyah; baik itu jahiliyah lama maupun jahiliyah modern. Karena itu ia adalah gejala dari insting naluri manusia yang tidak usah mengherankan kita. Sudah biasa dalam pencaturan dunia ini bahwa orang yang jujur selalu tersingkir dari pengadu nasib dalam mencoba peruntungannya.

 

Nabi Muhammad saw. Pun meninggalkan pesan pula bila terjadi hal seperti itu. Kaum Anshar demikian besar jasanya kepada Islam. Mereka yang menyambut Rasulullah dan Muhajirin ketika hijah ke Madinah. Segala yang murah dan yang mahal, merkea korbankan, tetapi pada akhirnya jasa-jasa mereka tidak dihargai orang lagi, mereka seakan-akan dilupakan, Nabi saw. Telah meramalkan hal itu ketika beliau masih hidup.

 

Beliau berkata kepada kaum Anshar.

“Sesudah aku tak ada lagi, kalian akan mendapati kelobaan.”

 

Lalu beberapa Anshar bertanya kepada beliau, apa sikap yang harus mereka perbuat. 

Baginda Rasulullah saw. Bersabda,

أَدُّوْا الَّذِيْ عَلَيْكُمْ وَسَلُوْا اللهَ الَّذِى لَكُمْ

 

“Lakukan kewajibanmu, dan mohon langsung kepada Allah tentang apa hak kamu.”

 

Tidak boleh termenung, melainkan terus bekerja melakukan kewajiban yang dipikulkan Allah ke atas bahu sebagai Mukmin. Selama hayat masih dikandung badan, kerjakan apa yang dapat dikerjakan, dan jangan harapkan balasan dari manusia atas kewajiban yang telah dilakukan itu, melainkan harapkanlah janji Allah, karena Dia tidaklah memungkiri janji.

 

Cuplikan di atas merupakan satu gaya cara beliau mengulas jawaban dari sekian banyak pertanyaan yang terangkum dalam buku ini, sekurangnya ada sekitar 96 persoalan dan jawaban yang sangat runut dan objektif dalam pendekatan jawabannya. Namun agaknya sedikit membutuhkan bahasa yang lebih lugas untuk menyatakan suatu ketetapan jawaban, jika A adalah A dan B adalah B. Sebab dengan demikian akan timbul rasa yakin bagi pembaca untuk membacanya agar kelak bacaan ini menjadi satu pedoman dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat.

 

Selanjutnya buku ini sagai sesuai sebagai perbendaharaan, sekaligus pedoman, kiranya buku ini layak untuk dibeli, dibaca, dan menjadi rujukan bagi para pembaca. Semoga terjawab soal kehidupan yang saat ini sedang dideru, semoga bertemu jawaban untuk persoalan hidup yang selama ini belum ketemu. 

 

Semoga terinspirasi, dan selamat membaca J

 

**

Judul Buku      : 1001 Soal Kehidupan

Penulis             : Prof. Dr. Hamka

Penerbit          : Gema Insani, Jakarta

Cetakan           : Pertama, Rabi’ul Akhir 1437 H/Februari 2016 M

Tebal               : xii + 480 hlm; 23 cm

ISBN                : 978-602-250-289-0

Genre              : Umum

Harga              : Rp. 115.000,-

Resensator      : Irwan Haryono S., S.Fil.I

**

 

 

0 comments :

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.

Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi